Bantu Regenerasi Pembatik Di Banjarnegara, Unsoed Lakukan Riset dan Pelatihan Membatik Bagi Pelajar

- 2 Maret 2022, 16:35 WIB
Bantu Regenerasi Pembatik Di Banjarnegara, Unsoed Lakukan Riset dan Pelatihan Membatik Bagi Pelajar. / Daus
Bantu Regenerasi Pembatik Di Banjarnegara, Unsoed Lakukan Riset dan Pelatihan Membatik Bagi Pelajar. / Daus /

LENSA BANYUMAS - Di sentra Batik Banjarnegara khususnya di Kecamatan Susukan, banyak ditemui para pembatik sudah usia lanjut.

Untuk dapat diteruskan oleh generasi muda khususnya promosi pemasaran produk Batik dengan dukungan teknologi digital, Tim Riset Keilmuan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) melalui program Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) tahun 2022 melaksanakan riset dan pelatihan membatik bagi para pelajar.

Pelatihan yang digelar mulai awal Februari 2022 hingga akhir Februari 2022 itu melibatkan 5 kelompok pelajar perwakilan dari empat sekolah di Kecamatan Purwareja Klampok, Kecamatan Susukan, Banjarnegara, dan sejumlah mahasiswa Unsoed.

Baca Juga: Tetap Produktif Ditengah Pandemi? Ini Tips Dan Cara Ala Alumni HI Unsoed

“Dengan dukungan teknologi digital, dan dukungan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, diharapkan potensi batik Banjaregara ke depannya bisa berkembang," ujar Ketua Tim Program Riset Keilmuan Model Pemberdayaan Kewirausahaan Sosial Perajin Batik Berbasis Kearifan Lokal dan Teknologi Digital bagi Generai Muda, Dr Adhi Iman Sulaiman dikutip dari rilis humas Unsoed, Rabu 2 Maret 2022.

Program riset keilmuan ini yang didanai LPDP tahun 2022 tersebut melibatkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unsoe serta  4 mahasiswa S1 Ilmu komunikasi dan 2 Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi FISIP Unsoed.

Program itu diawali studi pendahuluan, sosialisasi dan survei penyebaran angket pada Januari 2022 tentang Batik khas Banjarnegara kepada 100 pelajar di empat sekolah di Banjarnegara.

Masing-masing sekolah 25 siswa, yakni dari SMA PGRI Purwareja Klampok, SMA Negeri 1 Purwareja Klampok, SMK HKTI 2 Purwareja Klampok, dan SMK Negeri 1 Susukan dari jurusan Kriya Kreatif Batik dan Tekstil (KKBT).

“Setelah Sosialiasai dan survei, dilakukan pelatihan membatik Tahap 1 di perajin dan pengusaha Batik Wardah Desa Panerusan Wetan, Kecamatan Susukan, Banjarnegara, selama lima kali pertemuan, pada setiap hari Sabtu dan Minggu selama bulan Februari 2022”, ujarnya.

Menurut dia, selama pelatihan, para pelajar dibekali empat keterampilan.

Pertama, mendesain batik tulis secara manual dan digital.

Kedua, teknik pewarnaan membatik.

Ketiga, membuat batik inovatif Ecoprint.

Keempat, strategi digital marketing.

Dalam hal ini, tenaga pelatih yakni Budi Triyono (60), pemilik batik Wardah yang sudah malang melintang di bidang usaha batik tulis, cap, kombinasi dan printing.

Kemudian Leni Rahmayanti, pakar ecoprint dari SMAN 1 Purwareja Klampok.

Dan beberapa instruktur  terdiri Dika Sulistiyo, Nanik Suparni, Drs Prasetiyo, Niken Hapsari, Arief Nurhandika dan Tim Riset Keilmuan Unsoed.

Mereka membekali peserta pelatihan berupa teknik photo product untuk periklanan di media digital (facebook, Instagram dan WhatsApp), digital marketing dan motivasi kewirausahaan.

Adhi Iman berharap adanya dukungan dari Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, khususnya dalam hal pemasaran untuk membangkitkan dan mengembangkan UMKM batik khas Banjarnegara yang ada di Kecamatan Susukan, yaitu di Desa Gunelem Wetan, Gumelem Kulon dan Panerusan Wetan.

Contohnya, jika Pemkab Banjarnegara mewajibkan para pelajar, pegawai di tingkat desa, kecamatan hingga kabupaten mengenakan batik khas Banjarnegara pada hari-hari tertentu, akan ikut membantu nasib perajin batik.

Selama pandemi ini usaha batik sempat mengalami penurunan daya beli.

"Untuk itu, kepedulian dan kebijakan dari Pemkab Banjarnegara sangat diperlukan," ucap pria yang juga dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Unsoed itu.

Adhi Iman optimis  dengan sentuhan teknologi dan pemasaran secara digital, usaha batik Banjarnegara prospektif, dan diminati generasi muda.

"Para pelajar yang sudah kami bekali ini, diharapkan bisa menularkan keterampilannya kepada pelajar lainnya. Mereka juga bisa membantu memasarkan produk batik tulis dari UMKM melalui media sosial. Diharapkan, kelak ketika mereka setelah lulus sekolah, tidak hanya bekerja di pabrik di kota-kota besar, namun menjadi wirausaha yang tekun dan ulet, diantaranya bidang perbatikkan,"pungkasnya.

Salah seorang peserta pelatihan, Cindi Muslikhah  (17) menyebutkan, sangat berterima kasih kepada tim riset dari Unsoed yang telah membekali keterampilan membatik dengan sentuhan teknologi dan pemasaran secara digital.

"Pelatihan ini semakin membuka minat saya untuk menekuni usaha batik. Saya lebih tertarik ke bidang marketing digital," kata Cindi Muslikha, siswi Kelas XII jurusan KKBT SMKN 1 Susukan.

Demikian halnya, Fitri Nurhalimah (17), ia ingin memperdalam desain model batik secara digital, dan marketing digital.

"Saya tertarik memperdalam desain model batik dan marketing digital batik. Pelatihan ini telah menginspirasi saya. Siapa tahu nanti bisa menekenuni wirausaha batik," ungkap Fitri yang dibenarkan temannya, Rahma Pasha Sari, keduanya dari jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) SMK HKTI 2 Purwareja Klampok.***

Editor: Rama Prasetyo Winoto

Sumber: Humas Unsoed


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x