Simak! Tiga Tipe Masyarakat Ketika Hadapi New Normal

31 Mei 2020, 21:21 WIB
ILUSTRASI tempat pembelanjaan./pixabay /Tim Lensa Purbalingga/

Lensa Purbalingga - Pemerintah akan menerapkan kehidupan new normal, pada Juni 2020.

Oleh sebab itu, masyarakat dituntut supaya berlajar hidup berdampingan dengan COVID-19.

Protokol kesehatan dan keamanan akan diterapkan ke beberapa pusat perbelanjaan atau mall yang rencananya akan dibuka kembali secara bertahap.

Baca Juga: Simak! Tiga Tipe Masyarakat Ketika Hadapi New Normal

Namun, rencana tersebut mendatangkan reaksi pro dan kontra dari masyarakat.

Psikolog Intan Erlita, M.Psi menyampaikan, pada era norma baru, masyarakat Jakarta kini terbagi menjadi tiga tipe.

"Ada tipe yang begitu tahu mau masuk new normal langsung happy (senang, red), langsung pengin ke mal lah, nge-list mau makan apa, terus sudah excited-lah baju-baju yang mau mereka pakai yang selama ini cuma di lemari doang. Ada yang kayak gitu," jelas Intan kepada Antara pada Sabtu (30/5).

Baca Juga: Pekan ini, 686 Orang Terkonfirmasi Positif Covid-19

Dikutip dari pikiran-rakyat.com pada artikel "Psikolog Sebut Ada 3 Tipe Masyarakat saat Hadapi New Normal, Anda Termasuk yang Mana?", Tipe yang memilih tetap di rumah adalah orang-orang yang waspada.

Menurutnya, mereka cenderung memiliki rasa takut dan menunggu sampai keadaan benar-benar normal bukan normal baru.

"Ada juga yang masih wait and see dulu deh, masih mau lihat dulu karena takut, masih yang penuh kehati-hatian, jadi memilih untuk di rumah aja," kata Intan.

Baca Juga: Bertambah Jumlah Positif COVID-19 di Banyumas, Husein: Kita Terapkan Pembatasan Sosial Sangat Ketat

Tipe terakhir adalah orang-orang yang datang ke pusat perbelanjaan atau mal hanya untuk mencari sesuatu yang benar-benar penting bukan sengaja datang untuk jalan-jalan.

"Tapi ada juga yang di tengah-tengahnya, yang kalau ke luar rumah kalau urgent doang cuma mau kerja, tapi kalau ke anak enggak boleh keluar rumah dulu," ujarnya.

Ia juga menegaskan, bahwa normal baru bukanlah suatu keadaan yang benar-benar normal. Era normal baru adalah bagaimana masyarakat hidup berdampingan dengan virus COVID-19 sehingga tetap harus mengikuti protokol kesehatan dan keamanan.

Baca Juga: Tiga Warga Positif Covid-19, Kabupaten Garut Isolasi Desa Samida

"Jadi jangan sampai kita salah nangkap dengan ini berarti udah normal. Enggak kayak gitu, garis merahnya adalah kita hidup berdampingan tapi ada COVID-19 nih, karena bisa dikatakan back to normal kalau si COVID-19 sudah enggak ada atau sudah ditemukan vaksinnya," tandasnya.(*)

Editor: Henoh Prastowo

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler