Solat Tarawih Ternyata Tidak Dikenal di Zaman Rasulullah, Ini Sejarahnya

- 1 Mei 2021, 13:04 WIB
Sejarah munculnya istilah solat tarawih, dijelaskan oleh Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Syamsul Anwar
Sejarah munculnya istilah solat tarawih, dijelaskan oleh Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Syamsul Anwar /Muhammadiyah.or.id/Lensa Banyumas

“Hadis yang membicarakan solat malam di bulan Ramadan 20 rakaat, memang dapat ditemui di dalam beberapa kitab hadis namun tidak akan ditemukan di kitab-kitab hadis terkenal seperti Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Nasa’I,” kata Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah ini.

Karena itulah, Majelis Tarjih memilih 11 rakaat jumlah solat tarawih, lantaran memiliki landasan dalil yang lebih valid.

Dasarnya berasal dari hadis dari Aisyah Adhiyallahu‘anha yang diriwayatkan dua guru besar hadis yaitu Bukhari dan Muslim. Dalam hadis tersebut, seorang sahabat bernama Abu Salamah Ibn Abd ar-Rahman bertanya kepada Aisyah tentang solat Rasulullah di bulan Ramadan.

Lalu Aisyah menjawab: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah melakukan salat sunnat (tathawwu‘) di bulan Ramadhan dan bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat. Beliau salat empat rakaat dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya, kemudian beliau salat lagi empat rakaat, dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau salat lagi tiga rakaat.”

Berdasarkan hadis Aisyah di atas, jumlah rakaat solat tarawih yang dilakukan Rasulullah Saw adalah 11 rakaat dengan witirnya, dikerjakan empat rakaat lalu salam tanpa tahiyyat awal, kemudian empat rakaat lalu salam, dan ditutup dengan salat witir tiga rakaat lalu salam.***

Halaman:

Editor: Dedy Sudianto

Sumber: muhammadiyah.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x