Marah Berlebihan Di Muka Umum, Pakar Psikologi Unpad: Ada Sejumlah Faktor

- 18 Mei 2021, 17:11 WIB
Ilustrasi Orang Marah di depan publik. / freepik.com
Ilustrasi Orang Marah di depan publik. / freepik.com /

“(Pemudik) mengalami frustasi. Adanya kebijakan penghambat akhirnya frustasi menimbulkan agresi dan menimbulkan kondisi yang tidak menyenangkan,” ungkap Gimmy.

Meski demikian, marah juga dipengaruhi oleh kemampuan individu dalam mengendalikan dirinya.

Karena itu, tidak semua orang akan langsung marah saat menemui kondisi serupa. Selama aspek rasionalnya masih ada, kemampuan orang dalam mengendalikan emosinya akan lebih baik.

Gimmy menyayangkan, tindakan pemudik marah yang viral tersebut hanya berakhir dengan permintaan maaf. Hal ini tidak membuat seseorang menjadi lebih matang dan jera.

“Sebetulnya perlu dikendalikan dan diberi punishment (hukuman),” ujar Gimmy.

Dia menjelaskan, sanksi yang diberikan tidak perlu dilakukan hukuman kurungan penjara.

Namun, sebaiknya diberi sanksi sosial. Polisi sebaiknya melakukan pendekatan restorative justice atau pendekatan yang menitikberatkan pada kondisi terciptanya keadilan atau keseimbangan bagi pelakunya.

“Jangan hanya minta maaf lalu selesai. Harusnya ada hukuman sosial, seperti bersih-bersih kantor polisi atau kerja sosial lainnya. Biar orang melihat bahwa pelaku tersebut dihukum,” ucapnya.

Efek jera harus diberikan kepada pelaku. Ini disebabkan, reaksi marah berlebihan akan berdampak buruk. Salah satunya jika reaksi tersebut dilihat langsung oleh anak kecil.

Dosen yang memiliki keahlian di bidang psikoterapi dan psikologi positif itu juga menjelaskan, anak yang melihat langsung bagaimana orang tua ataupun orang dewasa mengeluarkan reaksi marah berlebih akan diikuti ketika ia dewasa.

Halaman:

Editor: Rama Prasetyo Winoto

Sumber: unpad.ac.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x