Pemanfaatan Teknologi Dalam Online Dan Hybrid Learning, 3 Guru Berikut Ini Bagikan Pengalamannya

- 24 November 2021, 13:37 WIB
Pemanfaatan teknologi sebagai upaya mengoptimalkan sistem pembelajaran di tengah pandemi. / Google Indonesia
Pemanfaatan teknologi sebagai upaya mengoptimalkan sistem pembelajaran di tengah pandemi. / Google Indonesia /

Febriandrini Kumala (atau yang akrab disapa Andri) merupakan guru di SMP Lazuardi Al Falah Klaten yang telah bergabung sejak tahun 2017.

“Saya menjadi guru sejak tahun 2003 di pendidikan non formal dan pernah membuat lembaga pendidikan non formal juga hingga akhirnya bergabung dengan SMP Lazuardi Al Falah. Yang mendorong saya menjadi guru adalah karena keluarga besar saya sebagian besar berprofesi sebagai pendidik sehingga profesi ini tidak asing bagi saya, dan juga saya ingin membantu anak-anak lain selain anak saya sendiri untuk bisa belajar lebih baik dan mengembangkan potensi diri mereka agar berguna bagi masyarakat,” ungkap guru yang mengampu mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia ini.

SMP Lazuardi Al Falah, kata Andri, telah lama memanfaatkan teknologi dalam proses belajar mengajar, meskipun hanya sebatas menggunakan komputer dan proyektor untuk presentasi materi ataupun belajar membuat blog, animasi, dan lainnya di mata pelajaran TIK.

Hingga akhirnya sekolah mengenal dan mengadakan pelatihan kepada guru tentang penggunaan Google untuk pembelajaran pada akhir tahun 2017.

Setelah mencoba selama setahun, pada tahun 2019 aplikasi sekolah untuk Google Workspace for Education disetujui dan mulai digunakan dalam proses pembelajaran.

Sekolah pun mulai melakukan flipped learning, di mana guru menggunakan Classroom untuk menata materi belajar agar murid bisa mengakses materi belajar kapan saja di luar kelas.

Meski demikian, ketika pandemi Covid 19 memaksa pembelajaran harus dilakukan secara daring, Andri bersama rekan guru lainnya tetap menghadapi tantangan.

“Kami para guru tidak langsung paham bagaimana caranya mengajar daring yang baik. Kami memang memiliki akun Workspace for Education, tapi belum semua guru terbiasa dengannya. Kami tidak bisa hanya memindahkan cara mengajar kami di kelas ke Classroom. Jadi hal pertama yang kami perbaiki adalah hubungan antara kami dengan murid dan orang tua, serta memperbaiki cara berkomunikasi melalui platform Meet dan Classroom,” jelas Andri.

SMP Lazuardi Al Falah menyadari bahwa para guru harus menghadirkan pembelajaran online yang bisa mengembangkan kemampuan murid untuk berkomunikasi, berkolaborasi, berpikir kritis, dan kreatif.

“Pada kenyataannya, cara belajarnya masih lama. Akhirnya saya mencari cara agar murid bisa berkolaborasi selama pembelajaran daring. Saat ini kami sedang mencoba membuat naskah drama dengan kolaborasi menulis skrip adegan di Dokumen, lalu merekam adegan-adegan di Meet, dan kemudian menggabungkan audionya dengan Slides dengan aplikasi video editor,” kisah Andri.

Halaman:

Editor: Rama Prasetyo Winoto

Sumber: Lensa Banyumas Google


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x