Erdogan : Hagia Sophia Resmi Kembali Jadi Masjid

11 Juli 2020, 16:04 WIB
Museum Hagia Sophia atau Aya Sofia di Istanbul Turki. (Aljazeera) /

Lensa Banyumas - Kritik yang membendung niat Turki menjadikan Museum Hagia Sophia atau Aya Sophia jadi masjid tak satu pun mempan.

Per Jumat 10 Juli 2020, secara resmi Turki mengubah museum yang ditetapkan Kemal Attaturk pada 1935 itu dengan ditandai lantunan azan pertama sah menjadi masjid.

Pengadilan setempat menyatakan kebijakan Kemal melanggar hukum dan membatalkan keputusannya secara absah.

Pesiden Turki Recep Tayyip Erdogan menetapkan ibadah pertama di bangunan berusia 1.500 tahun itu akan berlangsung pada 24 Juli 2020.

Meski demikian Hagia Sophia tetap terbuka untuk seluruh warga bangsa dan umat termasuk muslim, Kristiani, dan warga asing.

Kelompok yang membawa kasus Hagia Sophia ke pengadilan administrasi selama 16 tahun, merasa bersyukur atas keputusan tersebut.

Baca Juga: Erdogan Berencana Ubah Museum Hagia Sophia atau Aya Sofia Jadi Masjid, Para Pemimpin Agama Keberatan

Mereka mengklaim bahwa bangunan yang pernah rikuasai Byzantium itu milik Kesultanan Ottoman.

Mereka berkumpul di depan Hagia Sophia dan mendengarkan lantunan azan pertama berkumandang.

Suka ria membawa mereka bertepuk tangan dan sujud syukur atas keputusan negaranya.

Tak lama setelah putusan pengadilan diumumkan, Erdogan dijadwalkan memberi sambutan pada pukul 21:00 waktu setempat, Jumat.

Sementara itu di ruang parlemen di Ankara, anggota AK Party berdiri dan bertepuk tangan setelah dekrit yang diteken Recep Tayyip Erdogan itu dibacakan.

Menurut Direktur Program Riset Turki,  Soner Cagaptay, perubahan Hagia Sophia merupakan simbol atas upaya kekuasaan Erdogan mengembalikan ajaran Islam ke kehidupan masyarakatnya.

Baca Juga: Bayi Baru Lahir Dilempar Ibunya dari Lantai 13 Apartemen Malaysia

Sekaligus memupus peranan sekulerisme Attaturk yang telah mengakar cukup kuat di Turki.

Sebelumnya rencana Presiden Turki Tayyip Erdogan mengembalikan status museum Hagia Sophia atau Aya Sofia menjadi masjid dikritik para pemimpin agama di dunia.

Salah satunya pemimpin gereja ortodoks di Rusia, Patriark Kirill. Menurut Patriark, rencana menjadikan bangunan bersejarah yang pernah menjadi jantung dua kaisar yakni Byzantium dan Ottoman ini sebagai ancaman bagi umat kristiani.

Selain Rusia dan Turki, kritik juga datang dari berbagai negara seperti Amerika Serikat. Bahkan Unsesco pun turun tangan. ***

Editor: Agus Riyanto

Tags

Terkini

Terpopuler