Bhutan, Negara Kecil Di Timur Pegunungan Himalaya yang Bebas Emisi Karbon

- 18 Mei 2021, 16:34 WIB
Keadaan alam Bhutan. / wanaswara.com
Keadaan alam Bhutan. / wanaswara.com /

Bagi mereka yang terpenting adalah alam terjaga dengan baik, maka hidup manusianya akan baik juga. Sewaktu putra mahkota lahir, kerajaan membuat kegiatan penanaman 82.000 bibit pohon untuk calon penerus kerajaan tersebut. 

Hal inilah yang membuat Bhutan berbeda dengan negara lain. Saat negara lain berjuang untuk mengurangi emisi karbon, Bhutan telah bebas dari emisi karbon yang mereka hasilkan.

Jika peraturan dan kebijakan Bhutan diikuti oleh negara lain, mungkin emisi karbon di dunia bisa berkurang sangat drastis dan pemanasan global tidak lagi berlanjut. 

Mungkin bumi bisa menjadi asri kembali. Namun dengan tingginya emisi karbon yang telah dihasilkan dunia, rasanya agak sulit untuk mencari solusi yang tepat untuk emisi karbon ini.

Ditambah lagi kebijakan-kebijakan yang berbeda di setiap negara. Tak mudah untuk mencari jalan keluarnya. 

Pemerintahan Bhutan tidak ingin hutan mereka dikorbankan untuk kepentingan ekonomi semata.

Daripada membabat habis hutan mereka, Bhutan memilih untuk mengolah hutan. Terbukti dengan profesi masyarakat Bhutan yang kebanyakan bekerja sebagai petani dan pengelola hutan.

Mereka menganggap hutan sebagai hal yang sakral. Pemerintah bahkan membuat konstitusi untuk hutan mereka.

Menurut Juergen Nagler, Pejabat Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa Bhutan  merupakan satu-satunya negara di dunia yang memiliki konstitusi negara untuk melindungi hutan mereka.

"Dokumen laporan pemerintah Bhutan kepada Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCC) tahun 2015 lalu, menjadi bukti bahwa Bhutan adalah satu-satunya negara yang negatif emisi karbon. Secara internasional mereka sudah diakui sebagai negara yang ramah lingkungan," kata Juergen Nagler seperti dikutip dari Wanaswara.com.

Halaman:

Editor: Rama Prasetyo Winoto

Sumber: wanaswara.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini