Daya Tampung Masjidil Haram Kembali Dibuka Maksimum 40 Persen, Ini Skenario Ibadah Haji dan Umrah

- 1 Juli 2020, 09:31 WIB
Potret kondisi Ka'bah saat sepi jamaah akibat pandemi corona.  /Foto Ilustrasi Pikiran Rakyat
Potret kondisi Ka'bah saat sepi jamaah akibat pandemi corona. /Foto Ilustrasi Pikiran Rakyat /

Lensa Banyumas- Badan Urusan Masjid Agung di bawah Presidensi Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci menyiapkan skenario pelaksanaan ibadah haji maupun umrah selama musim haji 1441 Hijiriah/ 2020 Masehi sesuai dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Dikutip lensabanyumas.com dari Antara News berdasarkan laporan Saudi Gazette, Masjidil Haram akan dibuka kembali dengan daya tampung maksimum 40 persen dari kapasitas Masjidil Haram.

Di antara skenario yang disiapkan antara lain pertama, pendaftaran sebelum memasuki masjid. Kedua, pintu masuk dan keluar terpisah untuk menghindari kerumunan.

Baca Juga: Ini Dia Aturan Surat Test Covid-19 Terbaru bagi Penumpang KA

Baca Juga: Ditarget Selesai Akhir 2020, Pembangunan Jalan Tembus Gerilya-Soedirman Wajib Pakai Aspal Plastik

Ketiga, pemasangan kamera thermal untuk mengukur suhu badan pengunjung di pintu masuk. Mereka yang mempunyai suhu badan tinggi akan dicegah masuk dan dirujuk ke dokter spesialis dari Departemen Kesehatan untuk melakukan penyaringan yang diperlukan untuk mengetahui apakah mereka terinfeksi virus atau tidak.

Para pengunjung diminta untuk selalu mencuci tangan, menggunakan pembersih tangan, tidak berjabat tangan dan menerapkan etika saat bersin. Keempat, para pengunjung wajib menggunakan masker saat masuk ke masjid suci.

Kelima, jamaah umrah untuk memasuki area tawaf melalui pintu Raja Fahd dan keluar melalui pintu Al-Safa dan Jembatan Al-Nabi, sementara pintu 89 dan 94 akan dikhususkan bagi jamaah bukan umrah yang masuk ke lantai dasar dan keluar via pintu Ajyad.

Baca Juga: Penting Jaga Kesehatan Mental Anak saat Pandemi Corona, Ini Penjelasan Psikolog

Baca Juga: Pengamat Ingatkan Pemerintah Daerah Pastikan Pembukaan Sektor Pariwisata Telah Dikaji dengan Baik

Keenam, adapun jamaah bukan umrah yang datang dari sisi selatan dan barat, mereka harus masuk ke lantai pertama tempat tawaf melalui Flyover Ajyad dan Shubaika dan keluar melalui eskalator dan jembatan Al-Safa.

Ketujuh, tangga Raja Fahd dan eskalator Shubaika diperuntukkan buat masuk ke lantai atas area perluasan Raja Fahd di Masjidil Haram.

Kedelapan, peluasan area Raja Fahd dan Raja Abdullah diperuntukkan bagi sholat jamaah dan tempat tawaf hanya khusus bagi jamaah yang melakukan umrah.

Baca Juga: Produser Musik Wonosobo dan Komposer Eka Gustiwana Garap 'Bunyi Sembunyi' Sentuhan Jemblung Banyumas

Baca Juga: Ratusan Komentar Warganet Banjiri Postingan Bupati Banyumas terkait Imbauan Bersepeda

Kemudian, lantai pertama dan kedua dari masjid suci akan diperuntukkan kepada mereka yang melakukan tawaf. Sementara itu, orang tua dan jamaah yang berkebutuhan khusus akan diizinkan untuk menggunakan lantai dua.

Kesepuluh, di tempat tawaf akan dipasang tiga jalur dengan tali pembatas sebagai upaya untuk mengendalikan kerumunan. Di area tawaf lantai pertama dan kedua dibuat dua jalur dengan tali pembatas.

Selanjutnya, pintu keluar bagi mereka yang melakukan sai di lantai dasar melalui pintu Marwa. Pintu masuk ke sai lantai 1 melalui jembatan Al Nabi dan Al Safa dan keluar via Marwa dan eskalator Al-Raquba.

Baca Juga: Ditarget Selesai Akhir 2020, Pembangunan Jalan Tembus Gerilya-Soedirman Wajib Pakai Aspal Plastik

Keduabelas, bagi yang ingin berkunjung ke Masjidil Haram harus mengajukan izin via platform "Tawakkalna" dan tidak memperkenankan orang yang tinggal di luar Mekkah untuk masuk ke Mekkah dari jam 9 pagi hingga jam 8 sore tanpa izin, khususnya pada hari Jumat. ***

Editor: Muhammad Abdul Rohman

Sumber: antaranews


Tags

Artikel Pilihan

Terkini