Warga Thailand Pekerjakan Monyet untuk Petik Kelapa

- 12 Juli 2020, 11:06 WIB
Ilustrasi monyet /pixabay
Ilustrasi monyet /pixabay /

Lensa Banyumas - People for Ethical Treatment of Animals (PETA) menuduh warga Thailand pekerjakan monyet untuk memetik kelapa di kebun mereka.

Hal ini dianggap melanggar aturan tentang eksploitasi hewan. PETA menganggap mayoritas warga yang berkebun kelapa mempekerjakan monyet untuk kepentingan mereka.

Reaksi keras atas laporan tersebut datang dari Inggris. Kerajaan tersebut awal bulan ini mencekal produk kelapa dari Thailand.

Beberapa supermarket bahkan sempat menarik produk kelapa dengan berbagai macam variannya.

Mendengar laporan tersebut, pemerintah Thailand angkat bicara.

Mereka membantah warganya telah mempekerjakan monyet untuk kepentingan sendiri.

Laporan PETA yang mengatakan penggunaan tenaga kerja monyet tidak ada dan tidak benar, dikutip Pikiran-Rakyat dari reuters.

Wakil menteri pertanian Thailand, Mananya Thaiset, mengatakan 200.000 petani kelapa di Thailand selalu menggunakan tenaga manusia dan mesin untuk panen.

"Bahkan semua monyet di seluruh hutan tidak akan cukup untuk dipekerjakan di industri, kelapa" kata Mananya.

Seorang pejabat PETA Sabtu kemarin menolak keras penjelasan Thailand.

Laporan PETA dianggap sangat berdasar karena dibuar berdasarkan penelitian. Ada kesaksian dan hasil penelusuran yang menyatakan ada tindakan eksploitasi tersebut.

Menjawab laporan PETA, seorang pelatih monyet di Thailand selatan membenarkan bahwa beberapa monyet memang terlibat dalam memanen kelapa untuk ekspor.

Nirun Wongwanich (52) mengaku menjadi pelatih monyet untuk mengambil kelapa di "sekolah monyet" di provinsi Surat Thani.

Ia mengatakan sebagian besar kelapa yang digunakan untuk ekspor memang dipanen oleh manusia.

Hanya beberapa peternakan di daerah Selatan yang menggunakan monyet untuk memanen kelapa dengan pohon yang tinggi.

Artikel ini telah tayang di pikiran-rakyat.com dengan judul "PETA Bongkar Laporan Soal Monyet Jadi Pekerja Pemetik Kelapa, Inggris Cekal Produk dari Thailand".

Namun dia menyangkal tuduhan kekejaman akibat mempekerjakan para monyet itu yang mengaku telah melayih monyet selama 30 tahun.

“Hal itu tidak benar. Saya memiliki ikatan dan hubungan dengan mereka,” kata Nirun.

Berdasarkan data, Thailand mengekspor santan kelapa senilai 12,3 miliar baht ($ 396 juta), sekitar 8% ke Inggris. *** (PR / Abdul Muhaimin)

Editor: Agus Riyanto

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x