Pertarungan Trump VS Biden, Mana yang Untungkan Indoensia?

- 5 November 2020, 15:23 WIB
Pemilu AS Trump vs Biden
Pemilu AS Trump vs Biden /thetexan.news/Gage Skidmore

Lensa Banyumas – Pertarungan Donald Trump dan Joe Biden dalam Pemilu AS yang diselenggarakan memiliki aspek strategis menentukan ekonomi dunia, namun tak secara langsung untuk Indonesia.

Dalam Pemilu AS ini, Donald Trump dari Partai Republik, cenderung isolasionis, sedangkan Joe Biden dari Partai Demokrat lebih internasionalis.

Baca Juga: China vs AS Picu Perang Dunia Ketiga, Jimly Asshiddiqie: Indonesia Jangan Perang Sendiri!

Joe Biden berjanji untuk mengatasi sengketa perdagangan dengan China secara multilateral melalui WTO.

Kemudian, hadirnya calon wakil presiden Kamala Harris memungkinkan AS kembali memandang secara khusus Asia seperti era Barrack Obama.

Terkait Laut China Selatan yang dalam beberapa tahun ini agresif diusik China, Joe Biden bisa lebih menguntungkan bagi Indonesia.

Baca Juga: Makin Keren Hadapi Virus Corona, LIPI akan Munculkan Masker Elektrik dengan Filter Ganda

Sayangnya, isu hak asasi manusia (HAM) dan keseteraan yang menjadi trademark Demokrat, bisa bermasalah bagi Indonesia, seperti yang sebelumnya telah ditayangkan oleh RINGTIMES BALI dalam artikel berjudul “Bersiap, Indonesia Akan Alami Ini Jika Joe Biden Menang Pemilu AS”

Sedangkan Trump jika kembali ke gedung putih dia akan melanjutkan perang dagang dengan China.

Baca Juga: Peringatan Keras! Tak Hanya Boikot Produk Prancis, MUI Desak Pemerintah Indonesia Lakukan Ini

Bea masuk tinggi bagi produk impor akan memberatkan investor asing yang memiliki pabrik di China. Ini membuat mereka terpaksa melirik negara lain.

Jika Trump menang, maka pasar keuangan domestik Indonesia akan lebih tertekan jika dibandingkan dengan Joe Biden yang menang.

Trump lebih membiarkan negara lain mengurusi diri sendiri, sebaliknya Biden bakal mengajak serta negara lain dalam menyikapi China.

Baca Juga: Misteri 3 Bocah yang hilang di Langkat Sumatera Utara Dihentikan, Kenapa?

Sementara itu, data ekspor Indonesia ke Amerika tercatat Indonesia merupakan mitra dagang ke-50.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan September 2020 surplus US$2.44 miliar untuk kelima kalinya tahun ini sejak Mei 2020.

Lima produk ekspor andalan, pakaian, hasil karet, alas kaki, produk elektronik dan furnitur.

Baca Juga: Peluang Besar: Harga Pakan Ternak Pabrikan Tinggi, Budidaya Cacing Sutera Punya Potensi Dikembangkan

Presiden Donald Trump akhirnya memperpanjang fasilitas sistem tarif GSP yang merupakan fasilitas perdagangan pembebasan tarif bea masuk kepada negara-negara berkembang.***( I GA Putu Yuliani Dewi/RINGTIMES BALI)

Editor: Henoh Prastowo

Sumber: Ringtimes BALI (PRMN)


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

x