Ganjar Pranowo Blak Blakan Soal 2024: Hari ini Saya Bersama Rakyat, Jadi Saya Malu..

30 Agustus 2021, 22:18 WIB
Ganjar Pranowo blak -blakan soal 2024, tegas disampaikan saat acara PRMN Klarifikasi, Senin, 30 Agustus 2021. /PRMN/

LENSA BANYUMAS - Sejumlah lembaga survey menyebut elektabilitas Ganjar Pranowo pada rangking potensial untuk menyambut hajat politik 2024, bahkan mengalahkan Prabowo dan Puan Maharani.

Meski demikian, Gubernur Jateng ini enggan berkomentar soal hasil survey tersebut namun Ganjar blak-blakan dengan apa yang dirasakan saat ini.

Bahkan dirinya merasa malu jika harus mengomentari soal survey dan nyapres 2024 dan mempertanyakan kenapa lembaga survey itu memasukan namanya.

Karena hasil survey itu justru malah berpotensi membuat persoalan negatif, keributan disana sini.

Baca Juga: Ganjar Kisahkan Mantan Napiter, Dulu Racik Bom Sekarang Racik Bakso, 7154 Narapidana di Jateng Dapat Remisi

"Copras capres, saya lebih fokus ngurusi rakyat,saya malu, mau komentar saja saya malu. Hari ini saya bersama rakyat, saya melihat nangisnya rakyat," tegas Ganjar dalam acara daring PRMN Klarifikasi, Senin, 30 Agustus 2021.

Menurutnya, bercerita dan melihat langsung serta mendukung UMKM itu katanya jauh lebih menarik ketimbang bicara capres dan survey soal elektabilitas 2024.

Katanya, dalam situasi pandemi ini rakyat jauh lebih membutuhkan perhatian dan solusi ketimbang copras capres.

"Ada pengalaman saya yang terbaik menurut saya selama pandemi ini, karena semua direstart kembali ke nol (new normal), otak kita dituntut berinovasi terus," kata Ganjar.

Karenanya, ia lebih memilih soal UMKM dengan hastag Lapak Ganjar atau yang lain, daripada ngurusi soal nyapres yang membuatnya merasa tak pantas dan malu ditengah situasi sekarang.

Ditanya soal pencitraan yang terus dibangun Ganjar melalui eksistensinya di dunia medsos dan aktifitasnya bersepeda mendatangi rakyat, dia menegaskan demikian.

"Loh jadi gubernur kan harus menyenangkan rakyat, kita juga harus kekinian, main medsos, karena ini bisa jadi pintu masuk untuk komunikasi konten dengan anak muda," ucapnya.

Begitu pula soal pencitraan yang dibangunnya,
"Saya Gubernur kalau ngga mbangun citra ya gimana, saya harus adaptif dengan situasi. Bayangkan jadi pejabat, kemana-mana pakai safari, pengawalnya banyak. Kalau prosedural, mau ada yang pengen ketemu pakai birokrasi, weh..ya gagal ketemu," tuturnya.

Katanya, sekarang bukan era gaya gayaan, tapi kepentingan rakyat yang utama.

"Rambut saya putih, karena jadi gubernur saja dikira tidak stres, apalagi copras capres," lanjutnya.

Lantas bagaimana kalau ada perintah dari Megawati?

"Bagaimana kalau yang perintah Bu Mega, keputusannya itu sudah diputuskan oleh partai dengan mekanisme. Karena yang ada itu politik dinamis. jadi kalau sebagai kader, semua sudah tahu, publik sudah paham," tandas Ganjar.

Soal aktifnya di medsos, Ganjar menegaskan, komunikasi digital itu diakui jauh lebih luas jangkauannya ketimbang konvensional, walaupun tetap dia lakukan.

"Rambut saya memang era kolonial, tapi hati saya milenial," kata Ganjar.***

 

Editor: Ady Purwadi

Tags

Terkini

Terpopuler