Soe Tjen Marching: Ada Universitas di Indonesia yang Fungsinya Seperti Makelar Bisnis

1 Oktober 2021, 12:54 WIB
Shoe Tjen Marching sampaikan soal adanya universitas di Indonesia yang seperti makelar bisnis. /Twitter.com/@ShoeTjengMarching/

LENSA BANYUMAS - Dosen senior dalam bidang Bahasa dan Kebudayaan di SOAS University of London, Soe Tjen Marching menemukan adanya sebuah universitas di Indonesia yang fungsinya seperti makelar bisnis.

Soe Tjen Marching menulis ini saat dirinya diminta menjadi assesor oleh sebuah organisasi untuk merangking universitas - universitas di seluruh dunia.

Dan saat merangking universitas di Indonesia, ia menemukan adanya universitas yang katanya sangat mementingkan formalitas.

Baca Juga: KONI Pusat dan Universitas Pakuan Bogor Sepakat Atlet Harus Berkarakter Melalui Pendidikan

"3 minggu lalu, saya diminta organisasi yg meranking Universitas2 seluruh dunia, untuk jadi salah satu assesor. Baru2 ini, saya meranking salah 1 Uni di Indonesia. Yg saya kritik dr kebanyakan Uni di IDN: mereka sangat mementingkan formalitas," kata Soe Tjen di akun twitternya.

Menurutnya, universitas yang dimaksud lebih banyak yang digembar- gemborkan soal fasilitas tetapi ternyata kata dia isinya justru tak sesuai kenyataan.

"Yang digembar-gemborkan fasilitas, tapi isinya tipis," ungkap peraih Ph.D dari Universitas Monash, Australia.

Bahkan lebih telak ia menyebut, universitas tersebut tak ubahnya seperti makelar bisnis.

Dan menjadikan mahasiswa seperti budak penguasaan dan perusahaan.

Begitu pula tak ada visi misi yang untuk kepentingan universitas pada umumnya seperti membuat mahasiswa menjadi agen perubahan.

"Universitas fungsinya seperti makelar bisnis, nyetak mahasiswa supaya bisa jadi budak perusahaan &  penguasa. Tak ada vissi missi yg mementingkan keragaman, berpikir kritis, atau membuat mahasiswa sebagai agen perubahan," jelas Soe Tjen.

Lebih lanjut dalam cuitannya, ia menilai universitas tersebut tidak memiliki visi misi dan tak ada suara kritis terhadap penguasa atau wacana kebijakan pemerintah yang menyeleweng.

"Tak ada vissi missi mengutamakan hak minoritas. Tak ada suara kritis terhadap penguasa/wacana pemerintah yg nyeleweng," ungkap dia.

Dilanjutkan, "Kalau uni cuma gembar-gembor punya komputer canggih, kelas berAC, kerja-sama dgn berbagai professor luar negeri, tapi tak ada isi; akan saya beri ranking rendah," pungkasnya.***

Editor: Ady Purwadi

Sumber: Twitter@SoeTjenMarching

Tags

Terkini

Terpopuler