Bambang Soesatyo Dukung PLN Beri Diskon 30 Persen Bagi Pengguna Mobil Listrik

- 17 Februari 2021, 13:22 WIB
Ketua MPR RI saat menerima direksi PLN. Sumber Foto: @bambang.soesatyo
Ketua MPR RI saat menerima direksi PLN. Sumber Foto: @bambang.soesatyo /

Lensa Banyumas - Kehadiran mobil listrik di Indonesia disambut baik beberapa kalangan masyarakat. Karena irit biaya operasional bahan bakar dibanding mobil konvensional. Ketua MPR RI Bbang Soesatyo yang juga Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia ( IMI) bahkan mengapresiasi Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang akan memberi potongan 30 persen bagi pengguna kendaraan berbasis listrik. Diskon tersebut diberikan ketika melakukan pengisian daya mulai pukul 22:00 - 05:00 WIB dengan layanan home charging yang terkoneksi dengan PLN.

Dilansir dari website resmi MPR RI, Bahkan ketua MPR RI tersebut menyatakan langkah yang diambil PLN sangat tepat sebagai dukungan terhadap Perpres Nom55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan. Hal itu diungkap saat menerima Direksi PLN antara lain Direktur Utama Zulkifli Zaini, dan Direktur Human Capital dan Management Syofvi Felienty Roekman di Jakarta.

" Ini sangat tepat karena juga mendukung Perpres No.5 Tahun 2019, dan sejalan dengan misi IMI untuk mempercepat migrasi kendaraan konvensional berbahan bakar minyak ke kendaraan listrik," ujar Bamsoet usai menerima Direksi PLN, di Jakarta, Selasa, 16 Februari 2021.

Ditambahkan, PLN pernah membuktikan kehebatan mobil listrik Hyundai IONIQ (yang juga menjadi Official Car IMI) dengan menempuh perjalanan rute Jakarta - Bali, yang hanya menghabiskan biaya operasional seperlima dibandingkan mobil konvensional berbahan bakar minyak. Jika menggunakan mobil berbasis BBM bisa menghabiskan bensin jenis Pertamax sebesar Rp 1,2 juta, dengan menggunakan mobil listrik hanya menghabiskan ongkos sekitar Rp 200 ribu.

"Selain menghemat pengeluaran, masyarakat juga bisa mendapatkan banyak keuntungan lain dengan menggunakan kendaraan listrik. Antara lain parkir gratis, bebas ganjil genap hingga bebas Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) di Ibu Kota. Dan yang juga lebih penting, turut berkontribusi menjaga bumi dari pencemaran udara dan perubahan iklim, lantaran kendaraan listrik sangat ramah lingkungan," jelasnya.

Selain itu dengan bermigrasi ke kendaraan listrik, penggunaan BBM secara otomatis akan menurun tajam. Sehingga Indonesia tak perlu lagi menjadi negara importir BBM.
Sekaligus menekan subsidi BBM yang selama ini jumlahnya terus meningkat. Dalam rentang waktu 2014-2019 saja sudah mencapai Rp 700 triliun. Di APBN 2021, subsidi untuk BBM jenis tertentu mencapai Rp 16,6 triliun.

Mengingat dari kebutuhan minyak mentah 1,3 juta barel per hari (bph), Indonesia hanya bisa memproduksi setengahnya yakni sekitar 700 ribu bph. Selebihnya diperoleh melalui impor. "Kedepannya, beban subsidi tersebut bisa dialihkan ke berbagai sektor lain, seperti kesehatan, pendidikan, infrastruktur, hingga pengembangan riset dan teknologi," pungkas Bamsoet. ****

Editor: Cokie Sutrisno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini