Network
Lensa Banyumas - Rencana pemerintah untuk mengimpor satu juta ton beras di saat para petani sedang panen raya di sejumlah daerah, menyebabkan harga beras anjlok.
Terkait rencana impor beras tersebut, Direktur utama Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso telah melaporkan kepada Presiden Jokowi bahwa stok beras di gudang Bulog masih banyak dan belum tahu bagaimana mendistribusikannya.
Bahkan Budi Waseso yang biasa disapa Buwas menyebutkan yang memerintahkan impor beras itu berasal dari dua Menteri yaitu Menteri Perdagangan dan Menko Perekonomian.
Padahal Bulog tidak pernah berencana untuk impor beras mengingat stok beras cukup di gudang bulog tersebut.
Baca Juga: Petani Jawa Barat Tolak Import Beras, Simak Penjelasan Gubernur Ridwan Kamil
Dan rencana impor beras ini pun mendapat tanggapan dari berbagai tokoh masyarakat, pengamat, dan lain sebagainya.
Menurut pengamat politik Rocky Gerung dalam percakapannya yang dikutip Lensa Banyumas-Pikiran Rakyat.com dari kanal youtube #rockygerung official, impor beras sudah terjadi sejak pemerintah orde baru.
"Dari dulu, dari jaman orde baru, Bulog ini jadi cash cow dari kekuasaan. Dan selalu dianggap bahwa permainan harga itu sebetulnya bukan ditentukan oleh harga komoditasnya, tapi oleh kebutuhan kartel dalam negeri," ungkapnya.
Disebutkan Rocky, hal itu karena range risking economy, jadi dengan modal satu surat maka setiap kilogram sudah diketahui berapa untungnya.
