Sementara itu, Manajer Program Hutan Itu Indonesia (HII), Christian Natalie yang akrab dengan sapaan Tian, mengatakan, kampanye dan edukasi tentang lingkungan hidup memang perlu terus-menerus dilakukan.
“Pandemi ini seperti mengingatkan bahwa kita harus berubah dan menerapkan gaya hidup ramah lingkungan. Untuk menyasar generasi muda, kami mengamati, media sosial merupakan sarana edukasi yang paling mengena, Konten kreatif seperti yang dibuat oleh Bu Ira akan membuat anak muda jadi lebih kepo soal isu lingkungan,"ungkap Tian.
Lalu, bagaimana cara Ira dan Tian menunjukkan kepedulian mereka kepada bumi?I ni jawabannya:
1. Going paperless
Ira menyadari, pandemi mendatangkan kebiasaan baru yang baik bagi kesehatan bumi.
Salah satunya adalah pengurangan kertas yang signifikan.
“Tugas kuliah yang dulunya dikumpulkan dalam bentuk hardcopy, sekarang dikirim softcopy saja. Begitu juga dengan skripsi. Bayangkan, kalau satu skripsi tebalnya 250 halaman dan harus diberikan kepada 5 dosen, seorang mahasiswa akan menghabiskan hampir 3 rim kertas. Itu pun kalau skripsinya langsung jadi! Kalau ada revisi, berarti makin banyak lagi kertas yang dipakai. Bagusnya, selama pandemi jadi no ngeprint ngeprint,” kata Ira, yang ingin sekali meneruskan gaya hidup paperless ini ketika nanti kondisi sudah kembali normal.
Tian menanggapi bahwa warga perlu memahami betul bahwa perilaku konsumtifnya akan kertas dan tisu bisa mengancam pelestarian hutan, karena Hutan Tanaman Industri (HTI) yang bisa ditanami untuk industri kertas dan bubur kertas terus meningkat.
"Jika permintaan dari kita sebagai konsumen terus meningkat, berarti permintaan alih fungsi lahan hutan juga meningkat. Maka, mengurangi konsumsi kertas dan tisu berarti juga menjaga pelestarian hutan alam kita," ujarnya.