LENSA BANYUMAS - Seiring dengan adanya peluang kerja yang cukup banyak di luar negeri, maka peningkatan kompetensi calon pekerja migran Indonesia (PMI) harus ditingkatkan.
Sehingga calon PMI yang memiliki kompetensi yang cukup, diharapkan pekerjaan yang akan mereka dapatkan di luar negeri, tentu sesai dengan ketrampilannya.
Tidak ada lagi PMI dipekerjakan sebagai buruh sawit yang notabene beresiko cukup besar dibandingkan dengan pekerjaan lainnya seperti di hotel dan toko.
"Kompetensi ini penting untuk menjawab kebutuhan pasar di luar negeri," kata Kepala BP2MI NTB, Abri Danar Prabawa dilansir Lensa Banyumas.Pikiran-Rakyat.com dari Antara, Kamis 3 Februari 2022.
"Penghasilan kerja di perhotelan itu cukup besar dan resiko lebih ringan," pungkas dia.
Rata-rata PMI menurut Abri, banyak bekerja di perkebunan kelapa sawit, karena kompetensi yang dimiliki terbatas dan rata rata mereka ini yang lulus SD.
"Artinya tingkat pendidikan PMI selama ini mayoritas lulusan SD, sehingga sulit untuk bisa bekerja di pasar lokal negara tersebut," ujar Abri.
Untuk itu, ia berharap kepada pemerintah untuk lebih fokus menyiapkan kompetensi sebelum PMI itu diberangkatkan, agar bisa menutupi tingkat pendidikan mereka.
"Kalau memiliki keterampilan yang baik, pasti mereka akan bekerja di tempat yang lebih baik," ucapnya.
Ia juga menambahkan, sebenarnya sektor lain untuk PMI cukup banyak, hanya rata-rata PMI banyak yang bekerja ke Malaysia dengan proses cepat, meski resiko cukup berat.***