Kemarau Sebabkan Titik Panas di NTT dan Lampung

- 15 Juli 2020, 12:12 WIB
Tangkapan layar peta sebaran titik panas 15 Juli 2020 - Lensa Banyumas Agus Riyanto
Tangkapan layar peta sebaran titik panas 15 Juli 2020 - Lensa Banyumas Agus Riyanto /

Lensa Banyumas - Sekitar 21 titik panas terpantau di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Lampung pada awal Juli hingga 13 Juli 2020.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan titik panas di NTT dan Lampung terjadi karena kemarau yang mengakibatkan kekeringan, bukan potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Kabid Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary T Djatmiko mengatakan tak hanya di NTT dan Lampung, begitupula di seluruh wilayah Indonesia yang lain.

Titik panas yang terlihat belum tentu mengindikasikan Karhutla.

"Titik-titik panas tersebut, mengindikasikan kondisi yang berbeda-beda, tergantung karakteristik masing-masing daerah," kata dia kepada Antara.

Baca Juga: Kemarau Sebabkan Titik Panas di NTT dan Lampung

Menurutnya, Lampung dan NTT tidak masuk dalam peta Karhutla karena bukan merupakan daerah gambut.

"Wilayah NTT itu lebih karena kekeringan. Jadi bukan ke karhutla," kata Hary.

Wilayah NTT dan Lampung pada bulan ini sedang mengalami musim kemarau. Titik panas yang terjadi setiap harinya berbeda-beda.

Beberapa tahun sebelumnya, daerah tersebut memasuki puncak musim kemarau pada Juli hingga September.

Pantauan Lensa Banyumas 15 Juli 2020 melalui citra satelit Lapan, titik panas terjadi di 206. daerah Titik terpanas yakni NTT dan Maluku Utara.

Pantauan 21 titik panas di NTT dan Lampung diakibatkan karena kekeringan akibat kemarau. ***

Editor: Agus Riyanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

x