Network
Lensa Banyumas- Kreatifitas dan geliat anak-anak muda dalam dunia perfilman Cilacap perlu diapresiasi dan diacungi jempol.
Bagaimana tidak, di tengah situasi yang serba sulit ini, mereka masih semangat menggali isu dan mengangkat persoalan pelik yang menjerat Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dalam sebuah film pendek.
Diceritakan, seorang Dewi (Opi Qurotul Aini) bekerja menjadi pembantu di luar negeri. Ia berangkat dengan semangat berapi-api untuk membahagiakan diri dan keluarga.
Namun yang terjadi, harapan Dewi jauh dari kenyataan. Sepulang dari tanah rantau ia tak membawa pulang uang, justru membawa janin di kandungannya.
Baca Juga: Sinopsis dan Fakta Film Deepwater Horizon di Bioskop Trans TV Malam Ini
Sontak ayah Dewi (Nur Salim Spd) murka. Ia mengaku terhina karena memiliki anak yang mengandung tanpa suami.
Begitupula pacar Dewi merasa kecewa karena hubungan yang telah dijalin sejak SMA hancur gegara kehamilan yang tak diinginkan.
Namun berbeda dengan Ibunda Dewi (Yayat Nuryawati), ia tak sedikitpun malu memiliki anak yang hamil di luar nikah. Ia menasehati Dewi agar tidak putus asa karena masa depannya masih panjang.
Benar yang dikatakan Sang Ibu, beberapa tahun kemudian nasib Dewi dan keluarga mulai membaik. Dewi, sang ibu satu anak secara tak terduga dilamar seseorang.
Baca Juga: Sinopsis After, Hubungan Toxic yang Bukan Cinta Monyet Lagi
"Ya Pak, Dewi gelem dibojo (Ya, Pak Dewi mau dinikahi)," jawab Dewi saat dilamar lelaki itu sekaligus menutup film.
Film pendek berdurasi 12 menit lebih produksi KTN Cinema ini telah resmi dirilis di tengah pandemi dengan segala keterbatasan dan kesulitannya.
Di bawah besutan Sutradara Anas Danu Sudrajat, film yang bekerjasama dengan Lesbumi Cilacap ini resmi dipublikasikan untuk umum dan mulai dibawa tour ke beberapa kota.
"Di tahap pertama ini kita kelilingkan ke tiga tempat dulu, yakni Majenang, Kroya, dan Kebumen. Di tahap selanjutnya bisa ke kota lain," kata Produser film, Sela Purbaya usai diskusi dan bedah film di Warung Kopi Paradesa, Kroya, Cilacap 15 Agustus 2020 malam.
Baca Juga: Dibintangi Johny Depp, Begini Sinopsis Secret Window di Bioskop Trans TV Malam Nanti
Dikatakan Sela, film indie ini menjadi produksi ke-10. Sebelumnya mereka juga menggarap beberapa judul 'Belajar Berpuasa', 'Ebeg',
'Tes Mengepal Mimpi' dan salah satunya pernah masuk 10 besar dalam Festival Dieng 10 berjudul 'Kitabku Ijazahku'.
Menurut Sela, isu tentang TKI di Cilacap khususnya selalu menarik dikaji karena mengandung persoalan pelik dan rumit.
Kisah Dewi hanya sebagian kecil dari ribuan kasus yang menjerat TKI, dari pidana, perceraian, human trafficking, hingga perbudakan.
Yang menarik, meski film-film mereka melibatkan aktor multi usia, namun di belakang layar, film ini justru diproduksi oleh sejumlah siswa SMK Karya Tunas Nusantara (KTN).
Baca Juga: Sinopsis Film 13 Hours : The Secret Soldiers of Benghazi di Bioskop Trans TV
Produksi film ini sebagai bagian dari batu lompatan mereka belajar teater di sekolah. Karena seluruh siswa tinggal di asrama, kegiatan di luar kelas seperti teater dan film menjadi penting.
Seniman asal Banyumas, Mursalin mengaku terkesima dengan semangat seniman Cilacap. Di situasi yang sulit mereka masih bisa bangkit dan berdiri.
"Di luar kekurangan dari sisi teknis, karya temen-temen Cilacap perlu diacungi jempol," kata Mursalin.
Penonton lain dari Kroya, Agus berharap kasus 'Dewi' menjadi pembelajaran penting bagi warga Cilacap khususnya yang memiliki keluarga berstatus TKI.
Dia berharap KTN Cinema melakukan riset lebih mendalam agar tema bagus dapat diaplikasikan ke film dengan lebih menarik.
Baca Juga: Sinopsis Film Three Days to Kill Kevin Costner Tayang di Bioskop Trans TV Nanti Malam
Ketua Lesbumi Cilacap, Badruddin MC yang menyaksikan bedah film 'Dewi' mengaku bangga dan senang geliat seniman film di kabupaten Cilacap terus tumbuh dan hidup.
Selain KTN Cinema, di Cilacap juga ada beberapa pegiat film yang produktif salah satunya Komunitas Sangkanparan yang digawangi Insan Pribadi. ***
