Steam Refleksi Pembelajaran Inovatif

- 18 November 2020, 06:50 WIB

Lensa Banyumas- STEAM merupakan pembelajaran yang ditujukan untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi era revolusi industry 4.0 dimana pekerjaan yang dulunya dilakukan oleh manusia bergesar kepada bukan sekedar mesin maupun robot, melainkan teknologi yang lebih maju. STEAM merupakan singkatan dari Sains Technology Engineering Art Mathematics merupakan gabungan dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan dikombinasikan dengan teknologi yang memudahkan kita dalam proses pembelajaran. Hanya saja dalam pembelajaran STEAM ini harus pandai dalam melihat karakteristik materi, peserta didik dan lingkungan. Terkadang kita guru masih merasa kesulitan dalam menghubungkan semua aspek dalam satu materi pembelajaran.

Baca Juga: Bantuan Subsidi Upah Guru Honorer Cair November dan Desember, Berikut Dokumen yang Harus Disiapkan

Pembelajaran yang kita laksanakan juga harus melihat kondisi peserta didik. Perbedaan kondisi peserta didik juga akan mengakibatkan perbedaan hasil belajar. Selain itu kondisi otak juga berubah-ubah, waktu pagi cocok untuk belajar dan sore hari untuk melakukan pengulangan. Penting bagi guru untuk memahami kinerja otak. Bagaimana pun otak manusia merpakan salah satu organ yang sangat penting dan haru dikembangkan potensinya.
Menyambut era revolusi industry 4.0 ditandai dengan digitalisasi di segala aspek, maka sebagai guru kita harus menyambut digitalisasi pendidikan saat ini tentu dapat dikatakan belum adanya pemerataan di seluruh pelosok negeri.

Baca Juga: Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Banyumas Kembangkan Pembelajaran Berbasis IT

Namun kita sebagai guru harus berusaha semaksimal mungkin untuk memanfaatkan kemajuan ilmu teknologi dalam system pembelajaran. Meskipun menggunakan software/aplikasi terbatas tidak menghalangi kita untuk terus berinovasi dalam rangka digitalisasi pendidikan.
Pelaksanaan pembelajaran yang berjalan semenjak adanya pandemi covid 19 memaksa kita untuk melakukan inovasi dan salah satunya adalah pembelajaran online. Semua guru di pelosok tanah air berusaha menyesuaikan diri menggunakan teknologi yang ada. Namun demikian tidak semestinya peserta didik diminta untuk belajar otodidak dan kita hanya memberikan materi yang diunggah di aplikasi online.

Tantangan guru BK dalam melakukan inovasi pembelajaran adalah bergesernya metode konseling tatap muka dengan peserta didik menjadi via daring, dan bagaimana guru BK harus menerapkan strategi pembelajaran dengan mengoptimalkan aplikasi belajar online.
Cara mengatasi adanya inovasi pembelajaran dalam memberikan layanan kepada peserta didik, guru BK menggunakan inovasi baru sesuai dengan era revolusi industry 4.0, seperti menggunakan media Wasthapp, menggunakan web site bimbingan, menggunakan cyber counseling serta elektronik counseling. Di samping itu juga guru BK harus meningkatkan minat baca untuk menambah koleksi baru, mampu menjadi fasilitator, motivator, dan inspirator bagi peserta didik, dan yang paling penting adalah guru BK harus gaul dan paham IT.***(DEWI RAKHMAWATI, S.Pd.)

Editor: Solihudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x