Kenali Istilah Pretexting, Waspada Jangan Sampai Anda Jadi Korban

- 27 Februari 2021, 16:05 WIB
Metode penipuan pretexting.
Metode penipuan pretexting. /Twitter@kemkominfo

LENSA BANYUMAS - Semenjak teknologi handphone marasuki peradaban ini, tidak sedikit warga masyarakat yang menjadi korban aksi penipuan melalui fasilitas gadget ini. Aksi penipuan justru makin berkembang mengikuti derasnya arus teknologi salah satunya pelaku menggunakan metode pretexting.

Pretexting menjadi salah satu metode penipuan yang menggunakan rekayasa sosial untuk menipu daya manusia melalui bidikan emosinya. Mungkin ini pernah anda alami.

Lebih tepatnya, pretexting merupakan upaya untuk mengelabuhi seseorang demi untuk mendapatkan data pribadi mereka atau calon korbannya. Modusnya cukup beragam dan mudah mengecoh seseorang yang dibidik.

Baca Juga: Agar Terhindar Trigger Finger? Ini Tips Mengatasinya, Nomor 4 Paling Ampuh

Termasuk yang kerap berkeliaran di broadcast media sosial seperti whatsapp, facebook, instagram, twitter dan lainnya. Ada yang berpura-pura menjadi pegawai bank dan meminta data diri melalui telpon atau SMS dengan menjanjian sejumlah uang untuk hadiahnya. 

Modus ini rupanya cukup gampang menyentuh emosional seseorang. Apalagi jika sampai berkomunikasi suara, korban biasanya akan terbuai dengan suara lembut yang sebenarnya pelaku sindikat penipuan.

Tak jarang, ada yang akhirnya rela mentransfer sejumlah uang ke nomor rekening yang tertera demi untuk mendapatkan hadiah yang sebenarnya adalah hasil penipuan metode pretexing tersebut.

Untuk menjaga keamanan data kita, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memberikan tips pencegahan pretexitng. 

  1. Fokus dan jangan mudah percaya apabila anda mendapatkan telpon atau pesan yang mengatasnamakan pihak tertentu. Dalam hal ini bisa konfirmasi dengan pihak yang disebut, jika memungkinkan,
  2. Tidak memberikan data pribadi apapun yang diminta,
  3. Mencatat nomor dan pesar serta mengkonfirmasikannya melalui nomor pihak yang resmi.

Bisa saja anda malah punya jurus yang lebih jitu. Tetapi apapun itu yang diperlukan adalah hati-hati untuk tidak mudah terkecoh dengan sesuatu yang belum jelas kebenarannya.***

Editor: Ady Purwadi

Sumber: Twitter@kemkominfo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x