TikTok Rekrut 10.000 Karyawan AS dan Jadikan London Kantor Pusat, Strategi Baru, Kah?

- 22 Juli 2020, 12:34 WIB
TikTok melakukanamelakukan strategi dengan10.000 karyawan baru di As dan memindahkan markas barunya di London. / TikTo / Pixabayk
TikTok melakukanamelakukan strategi dengan10.000 karyawan baru di As dan memindahkan markas barunya di London. / TikTo / Pixabayk / — ANTARA

Lensa Banyumas - Awal Juli lalu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa Amerika Serikat akan mempertimbangkan larangan penggunaan berbagai aplikasi media sosial asal China, termasuk TikTok.

Disusul pekan lalu, pemerintah AS juga dikabarkan sedang mempelajari risiko keamanan nasional dari sejumlah aplikasi media sosial, termasuk TikTok.

Pekan ini adalah titik puncak yang akan memutuskan rencana dua kebijakan itu dilakukan atau tidak.

AS mencurigai China menjadikan perusahaannya di AS termasuk TikTok menjadi mata-mata.

Baca Juga: Korban Order Fiktif, Perempuan di Kendal ini Dikirimi Satu Truk Kelapa

Sanksi yang diterapkan sejumlah negara seperti AS, India, dan Inggris atas China karena persoalan pandemi corona dan Hongkong, membuat perusahaan Negeri Tirai Bambu putar otak.

Karena memilih melawan tak mungkin dilakukan, cara paling aman ditempuh perusahaan mau tak mau adalah dengan membuat rival China senang.

Aplikasi berbagi video, TikTok mengabarkan akan merekrut 10.000 karyawan baru di AS dalam tiga tahun ke depan.

Apakah ini jadi strategi baru menghadapi AS yang masih ketat dengan kebijakan Trump?

Baca Juga: Ibu Ini Kumpul Kebo dengan Anak Kandung di Depan Putrinya Saat Suami Berlayar

Reputasi TikTok di AS, memang sangat bergantung pada pemilu AS yang dilaksanakan pertengahan November nanti.

Jika Trump menang, para pakar memperkirakan hubungan dengan China akan semakin memburuk. Maka nasib perusahaan-perusahaan China di AS juga di ujung tanduk.

Saat ini, aplikasi milik Bytedance ini memiliki 1.400 karyawan di AS. Januari lalu jumlah karyawan di negeri Paman Sam baru 1.000, dikabarkan Reuters dari Antara.

Keseriusan TikTok di AS juga dibuktikan dengan perekrutan sejumlah orang di California, termasuk mantan eksekutif Walt Disney, Kevin Mayer, untuk menjadi CEO TikTok di AS.

Baca Juga: KKB Berulah Lagi; TNI Pastikan Dua Anggota KKB Tewas Anak Buah Egianius Kokoya, Bukan Warga Sipil

Selain kabar akan merekrut karyawan di AS, TikTok juga sedang mempertimbangkan rencana untuk memindahkan kantor pusatnya di London, Inggris.

Hal ini menjawab kebijakan PM Inggris, Harris Johnson yang melarang operasi Huawei secara perlahan hingga nol persen sampai tiga tahun ke depan.

Saat ini aplikasi yang didirikan Zhang Yiming tersebut sedang membangun diskusi dengan pemerintah Inggris terkait pemindahan markas barunya.

Dengan mendekatkan kantor pusatnya di Inggris, TikTok diperkirakan akan menjauh dari China dan fokus pada pengembangan bisnis, di bawah pengawasan negeri Ratu Elisabeth itu.***

Editor: Agus Riyanto

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini