Kuliner Nusa Tenggara Timur Yang Tak Kalah Nikmat, Ini Cerita Ade Putri

- 24 Agustus 2021, 11:38 WIB
Pohon Sorgum, bukan hanya diambil bulirnya, batang sorgum bisa dimanfaatkan menjadi gula sorgum, atau difermentasi menjadi kecap. / Foto: KEHATI
Pohon Sorgum, bukan hanya diambil bulirnya, batang sorgum bisa dimanfaatkan menjadi gula sorgum, atau difermentasi menjadi kecap. / Foto: KEHATI /

“Hanya dibakar saja, misalnya. Sehingga, rasa daging ikan laut yang manis bisa dinikmati. Itu karena ikannya segar dari laut. Atau, menu favoritnya adalah ikan kuah asam. Hanya dengan rempah jahe, lengkuas, tomat, garam, dan irisan daun jeruk, cita rasanya luar biasa, terang Puji. 

Ia bercerita, sumber pangan di kawasan timur Indonesia berlimpah.

Dalam tradisi Suku Lamaholot di Flores Timur juga dikenal legenda Tonu Wujo, tokoh perempuan yang rela mati dan tubuhnya terburai menjadi beragam sumber pangan, seperti ragam benih biji-bijian dan sayuran.

Dengan sorgum, Dusun Likotuden, Desa Kawalelo, Kecamatan Demon Pagong, Kabupaten Flores Timur, NTT, berubah menjadi sentra budidaya sorgum di NTT. Awalnya dusun ini merupakan wilayah yang gersang. / Foto: KEHATI
Dengan sorgum, Dusun Likotuden, Desa Kawalelo, Kecamatan Demon Pagong, Kabupaten Flores Timur, NTT, berubah menjadi sentra budidaya sorgum di NTT. Awalnya dusun ini merupakan wilayah yang gersang. / Foto: KEHATI

Pola konsumsi pangan lokal menjadi tradisi yang turun-temurun.

Dari sumber karbohidrat, protein nabati, hingga protein hewani darat dan laut.

Pangan lokal tersedia di alam dan dikelola secara arif dan tetap bergizi.

Namun, seiring perkembangan teknologi dan modernisasi, kebiasaan baik itu meluntur, termasuk perubahan ke pola konsumsi instan.

“Kita perlu meyakinkan bahwa sumber pangan lokal mereka sangat bergizi dan mengajak mereka untuk kembali mengonsumsinya. Dengan demikian, para petani akan terus menanamnya. Selain bisa dikonsumsi sendiri, petani juga bisa mendapatkan nilai ekonomi saat menjual hasil panen. Jenis tanamannya disesuaikan dengan potensi yang dimiliki masing-masing daerah dan terbukti adaptif. Tidak dipaksa harus menanam tanaman tertentu yang diperkenalkan dari luar,” katanya.

Bicara soal bahan pangan lokal, #IndonesiaBikinBangga karena jenisnya memang sangat banyak.

Halaman:

Editor: Rama Prasetyo Winoto

Sumber: Lensa Banyumas


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

x