Tingkatkan Mutu Pelaporan, Relawan Bencana Lintas Organisasi Sinau Bareng Jurnalis

- 7 Maret 2021, 18:58 WIB
Sinau bareng jurnalis dan tenaga medis bagi para relawan bencana lintas organisasi di Sumpiuh, Banyumas.
Sinau bareng jurnalis dan tenaga medis bagi para relawan bencana lintas organisasi di Sumpiuh, Banyumas. /Foto : Edy Wahono/

"Minimal dalam konteks jurnalistik, pelaporan bencana bagi relawan juga perlu ada warning function yaitu berita yang memberi peringatan
kewaspadaan pada masyarakat mengenai
segala kemungkinan yang terjadi, " kata Sakur.

Sakur juga berharap, relawan dapat memberi laporan secara jelas terperinci dengan prinsip jurnalistik yang baik menghindarkan berita menjadi hoak karena penyajian yang berlebihan. "Jangan membuat laporan terlalu berlebihan yang tidak sesuai fakta di lokasi, dan perhatikan pula pengambilan gambar untuk memperkuat laporan, " harapnya.

Baca Juga: Polresta Banyumas Pantau Kesiapan Posko PPKM Mikro di Desa Klapagading

Sementara dari sisi medis, dr Mei Dian dihadapan 85 orang relawan memberikan pengetahuan penanganan medis pada korban kebencanaan seperti Basic Medical First Responden atau MFR. Basic medical penting untuk diketahui relawan bencana, karena ini merupakan dasar pertolongan.

"Pengetahuan penangan medis adalah hal mendasar, ini agar para relawan mampu menangani korban seperti fraktur atau patah tulang atau kecelakaan apa saja bisa ditangani, sangat membantu penyelamatan korban bencana,"katanya.

Sinau bareng jurnalis dan tenaga medis diikuti 85 orang perwakilan dari sejumlah komunitas relawan dari Serayu Rescue, SAR MDMC, SAR MTA, SAR Humanity dan Gerpik. Selain itu juga hadir Forkopimcam Sumpiuh dan anggota BPBD Kabupaten Banyumas.

Baca Juga: TMMD Sengkuyung 1, Dandim 0701 Bersama Forkompinda Banyumas Cek Pembangunan Jalan di Wangon

Sedang Sumpiuh sebagai tempat pertama
Mengingat setiap tahun daerah kecamatan sumpiuh selalu menjadi langganan bencana banjir dan tanah longsor. Dari data yang di sampaikan Edy Wahono, di Sumpiuh, banjir akan terjadi bila hujan yang sangat lebat selama 2 jam akan menggenangi 5 desa retensi
Selandaka, Nusadadi, Karang Kemiri. Penyebabnya karena kondisi desa tersebut lebih rendah dari permukaan air laut. Akibatnya
Sungai Reja,Sungai Angin,Sungai Gatel
Menerima volume debit air yang cukup besar dan tidak dapat mengalir ke laut terjadi air balik (back water).

Rusaknya daerah hulu sungai akibat alih fungsi lahan juga ikut menyokong pengendapan sungai sungai tersebut.Dan pada saat kemarau desa desa tsb mengalami kekeringan kesulitan air.Sedangkan untuk tanah longsor kerap terjadi di Desa Bogangin, Selanegara, Watu Agung.
lebih banyak disebabkan karena kemiringan tebing yang sangat terjal, dan kurangnya pohon tegakan yang dapat mengikat tanah agar tidak longsor.***

Halaman:

Editor: Cokie Sutrisno

Sumber: Edy Wahono


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x