Tingkatkan Mutu Pelaporan, Relawan Bencana Lintas Organisasi Sinau Bareng Jurnalis

- 7 Maret 2021, 18:58 WIB
Sinau bareng jurnalis dan tenaga medis bagi para relawan bencana lintas organisasi di Sumpiuh, Banyumas.
Sinau bareng jurnalis dan tenaga medis bagi para relawan bencana lintas organisasi di Sumpiuh, Banyumas. /Foto : Edy Wahono/

Lensa Banyumas - Puluhan relawan Banyumas dan Cilacap mengikuti sinau bareng pelaporan jurnalistik dan penanganan medis untuk korban bencana. Sinau bareng jurnalis tersebut dilangsungkan di Pendopo Kecamatan Sumpiuh, Banyumas,Sabtu (6/3/2021) sejak pagi hingga sore. Pemateri datang dari anggota Pers dan Mitra Kerja yang didalamnya berisi para jurnalis yang berkompeten di bidangnya.

Saat dihubungi Lensa Banyumas,Minggu sore (7/2/2021) pukul 18:00 WIB, Eddy Wahono yang ikut menginisiatori sinau bareng tersebut menjelaskan pemahaman terhadap apa kaidah jurnalistis perlu dikedepankan dalam setiap pelaporan suatu peristiwa. Sehingga perlu adanya para ahli dibidangnya untuk penyampaiannya. Sedang salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan kapasitas para relawan dalam pelaporan, evakuasi, pertolongan pertama di segala situasi.

Baca Juga: TAGANA dan BPBD Banyumas Dirikan Dapur Umum untuk Pengungsi Banjir Kemranjen

"Tujuan ini tentu ingin mendapatkan cara penyajian pelaporan yang baik dan benar sesuai kaidah menurut para jurnalis, dan juga meningkatkan kapasitas relawan. Sebenarnya kami juga mengundang jurnalis lainnya Banyumas, namun karena ada agenda lain, sehingga berhalangan hadir, "jelas Eddy Wahono.

Harsono, Jurnalis Kompas TV yang ikut memberi pelatihan.
Harsono, Jurnalis Kompas TV yang ikut memberi pelatihan.

Materi yang di sampaikan oleh Harsono, jurnalis Kompas TV tentang pengambilan gambar video untuk pelaporan bencana dan kebutuhan media televisi. Menurut Harsono dalam pelaporan bencana berupa video yang di butuhkan oleh masyarakat haruslah lengkap pada saat kejadian. Baik situasi di lokasi secara menyeluruh, narasumber yang layak, pendapat masyarakat, dan lain lain.

"Cara pengambilan video secara lengkap pada saat kebencanaan adalah satu keharusan, hal ini guna mendapatkan informasi lengkap sehingga saat penyuntingan video akan menghasilkan informasi yang mengena bagi masyarakat, " kata Harsono.

Baca Juga: Di Pemalang, Empat Warga Banyumas Meninggal Dunia Karena Kendaraan Yang Sedang Melaju Tertimpa Pohon

Sementara Sakur, wartawan cetak harian Banyumas Ekspress yang ikut andil menjadi keynote speaker pengambilan foto dan penulisan kebencanaan. Menurutnya,dari aspek
etika jurnalistik, Jurnalisme bencana dituntut untuk memberitakan bencana secara objektif.

Sebagian relawan bencana yang sedang sinau bareng jurnalis dan tenaga medis
Sebagian relawan bencana yang sedang sinau bareng jurnalis dan tenaga medis

"Minimal dalam konteks jurnalistik, pelaporan bencana bagi relawan juga perlu ada warning function yaitu berita yang memberi peringatan
kewaspadaan pada masyarakat mengenai
segala kemungkinan yang terjadi, " kata Sakur.

Sakur juga berharap, relawan dapat memberi laporan secara jelas terperinci dengan prinsip jurnalistik yang baik menghindarkan berita menjadi hoak karena penyajian yang berlebihan. "Jangan membuat laporan terlalu berlebihan yang tidak sesuai fakta di lokasi, dan perhatikan pula pengambilan gambar untuk memperkuat laporan, " harapnya.

Baca Juga: Polresta Banyumas Pantau Kesiapan Posko PPKM Mikro di Desa Klapagading

Sementara dari sisi medis, dr Mei Dian dihadapan 85 orang relawan memberikan pengetahuan penanganan medis pada korban kebencanaan seperti Basic Medical First Responden atau MFR. Basic medical penting untuk diketahui relawan bencana, karena ini merupakan dasar pertolongan.

"Pengetahuan penangan medis adalah hal mendasar, ini agar para relawan mampu menangani korban seperti fraktur atau patah tulang atau kecelakaan apa saja bisa ditangani, sangat membantu penyelamatan korban bencana,"katanya.

Sinau bareng jurnalis dan tenaga medis diikuti 85 orang perwakilan dari sejumlah komunitas relawan dari Serayu Rescue, SAR MDMC, SAR MTA, SAR Humanity dan Gerpik. Selain itu juga hadir Forkopimcam Sumpiuh dan anggota BPBD Kabupaten Banyumas.

Baca Juga: TMMD Sengkuyung 1, Dandim 0701 Bersama Forkompinda Banyumas Cek Pembangunan Jalan di Wangon

Sedang Sumpiuh sebagai tempat pertama
Mengingat setiap tahun daerah kecamatan sumpiuh selalu menjadi langganan bencana banjir dan tanah longsor. Dari data yang di sampaikan Edy Wahono, di Sumpiuh, banjir akan terjadi bila hujan yang sangat lebat selama 2 jam akan menggenangi 5 desa retensi
Selandaka, Nusadadi, Karang Kemiri. Penyebabnya karena kondisi desa tersebut lebih rendah dari permukaan air laut. Akibatnya
Sungai Reja,Sungai Angin,Sungai Gatel
Menerima volume debit air yang cukup besar dan tidak dapat mengalir ke laut terjadi air balik (back water).

Rusaknya daerah hulu sungai akibat alih fungsi lahan juga ikut menyokong pengendapan sungai sungai tersebut.Dan pada saat kemarau desa desa tsb mengalami kekeringan kesulitan air.Sedangkan untuk tanah longsor kerap terjadi di Desa Bogangin, Selanegara, Watu Agung.
lebih banyak disebabkan karena kemiringan tebing yang sangat terjal, dan kurangnya pohon tegakan yang dapat mengikat tanah agar tidak longsor.***

Editor: Cokie Sutrisno

Sumber: Edy Wahono


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x