Mantan Perawat di Desa Klapagading Wangon Teruskan Tradisi Keluarga Berjualan Serabi

- 25 Agustus 2021, 19:37 WIB
Yanti Kristina mantan Perawat yang meneruskan tradisi keluarga berjualan Serabi di Desa Klapagading, Wangon. / Foto: Istimewa
Yanti Kristina mantan Perawat yang meneruskan tradisi keluarga berjualan Serabi di Desa Klapagading, Wangon. / Foto: Istimewa /

LENSA BANYUMAS - Menghadapi kondisi saat ini, Yanti Kristina yang berusia 25 tahun tetap berjualan Serabi agar ekonomi rumah tangganya kuat bertahan ditengah pandemi Covid 19.

Yanti yang menggelar dagangannya, di dusun Citomo, Desa Klapgading, Wangon itu mengaku ia sudah berjualan serabi sejak saat masih kuliah di salah satu perguruan tinggi Islam di Ponorogo dengan mengambil jurusan Ilmu Keperawatan.

Bahkan gelar sarjana keperawatan pun Yanti selesaikan dengan baik. 

Baca Juga: PPKM Kembali Diperpanjang, Bupati Banjarnegara Bagikan BLT JPS PPKM Untuk Keenam Kalinya

Setelah kembali lagi ke kampung halamannya, Yanti melanjutkan perjuangannya menjual serabi.

Yanti yang dulu juga bekerja sebagai perawat selama empat tahun di Ponorogo itu merupakan generasi kesembilan keluarganya yang berprofesi jualan serabi.

"Saya jualan serabi sejak masih aktif kuliah hingga pulang ke desa dan kembali berjualan, disini saya baru tiga bulan,"ujar Wanita berparas cantik itu. 

Menurut Yanti, serabi buatannya lain dengan serabi daerah lain.

Serabi buatannya yang ia jual memiliki rasa gurih dan rasa manis serta tidak lembek.

Serabi buatan Yanti Kristina sering disebut Serabi India. / Foto: Istimewa
Serabi buatan Yanti Kristina sering disebut Serabi India. / Foto: Istimewa

Terkait resep, Yanti mengaku hanya memakai bahan tepung beras, kelapa parut, garam dan gula jawa asli yang sudah dicairkan. 

Dalam sehari, Yanti mampu menghabiskan 7 kg tepung beras.

Sedangkan waktu berjualan, Yanti melakukan di pagi hari mulai pukul 05.00 hingga pukul 09.00 dan siang mulai pukul 13.00 hingga jelang maghrib.

Serabi yang ia buat dijual Rp.1000 per Serabi. 

Lokasi berjualan Serabinya pun strategis.

Pasalnya jalan tersebut merupakan jalan alternatif nasional penghubung antara jalur Ajibarang dan Jatilawang.

Sedangkan seorang pelanggannya bernama Gosis mengungkapkan ia sengaja beli karena sudah kenal serabi buatan keluarga Yanti yang sudah ada sejak tahun 80 an.

Karena rasanya masih sama sejak dulu.

"Saya kalau kepingin Serabi ya beli disini, karena buyutnya Yanti dari dulu jualan serabi dan rasanya tetap sama dari dulu,"ungkap Gosis.

Sementara pelanggan lainnya  Anwar warga Desa Klapagading mengatakan sangat menyukai dan menikmati Serabi buatan Yanti.

Jika sedang santai, Anwar suka membeli Serabi Yanti tersebut.

Menurut Anwar, kebanyakan warga  sering menyebutnya serabi arab atau serabi India karena penjualnya mirip orang Timur Tengah.

"Oh iya saya suka beli serabi India itu, kalau pas sedang santai dirumah atau dikantor,"kata Anwar menambahkan.***

Editor: Rama Prasetyo Winoto

Sumber: Lensa Banyumas


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x