Analisis Perbandingan Pendekatan Ekonomi Politik Marxis dengan Klasik dan Neoklasik

- 27 Desember 2021, 19:10 WIB
Erwanda Surya Adhitama, Mahasiswa Magister Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsoed.
Erwanda Surya Adhitama, Mahasiswa Magister Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsoed. /Erwanda/

Satu tema utama dalam ilmu Ekonomi neoklasik adalah, adanya hubungan antara pasar yang persaingannya sempurna dengan efisiensi, dimana efisiensi ini didefinisikan sebagai maksimalisasi terhadap pemenuhan kebutuhan pribadi. Pasar dengan persaingan sempurna adalah pasar yang memiliki penjual dan pembeli dalam jumlah besar.

Karakteristik Ekonomi Politik Marxis

Istilah Ekonomi Politik yang digunakan dalam teori Marxian tidak merujuk pada pemikiran - pemikiran tentang hubungan antara ekonomi dengan politik, melainkan merujuk pada sebuah cara berpikir tentang perekonomian yang didasarkan pada metode dan teori dari pemikir - pemikir ekonomi klasik, terutama Adam Smith dan David Ricardo.

“Ekonomi Politik Marxisme merupakan kritik terhadap sistem oknomi pasar (kapitalis). Pilar kelembagaan kapitalisme dianggap oleh Karl Marx sangat eksploitatif karena menemkan tenaga kerja subordinat berhadapan dengan pemilik modal,” katanya.

Ada tiga cara untuk memandang Ekonomi Politik lewat tradisi Marxian, yakni politik sebagai revolusi atau politik revolusioner, politik sebagai kompromi kelas dan yang ketiga teori negara marxis.

Perbandingan Pendekatan Ekonomi Politik Marxis dengan Klasik

Keduanya sama-sama membicarakan kehidupan sosial yang tidak dapat dipisahkan dengan ekonomi dan menjadikan pemerintah sebagai perencana maupun fasilisator dalam kegiatan ekonomi.

Perbedaannya adalah:

 

  • Marxis pusat pengendalian ekonomi adalah Pemerintah, sedangkan pada Klasik, pusat pengendalian ekonomi adalah Individu (Pemilik Tenaga Kerja).
  • Faktor-faktor produksi dan keuntungann dari produksi lebih banyak menguntungkan pemilik tenaga kerja atau pemilik modal, sedangkan untuk marxis keuntungan dibagikan secara adil antara pemilik modal dengan para kaum pekerja.
  • Faktor produksi berada dibawah kontrol pemilik modal, sedangkan untuk marxis, faktor produksi berada bawah kontrol sebuah negara.
  • Keputusan produksi dan investasi dilakukan melalui pasar dan kapital (sector private), sedangkan untuk marxise nkeputusan produksi dan investasi dilakukan melalui perencanaan pusat (Negara).
  • Dalam marxis, negara menjadi pelaku ekonomi, sedangkan dalam klasik, negara tidak menjadi pelaku ekonomi tapi hanya pengalokasi dan pemfasilitas ekonomi.

Disclaimer: Artikel merupakan tugas kuliah Erwanda Surya Adhitama, Mahasiswa Magister Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman.***

Halaman:

Editor: Ady Purwadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x