Separoh Lebih Penduduk Swiss Dukung Ekspor Produk Sawit Indonesia

10 Maret 2021, 12:08 WIB
Dirjen KPAII Kemenperin, Eko S.A Cahyanto /Twiter @Kemenperin_RI

LENSA BANYUMAS - Tekad Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mempertahankan komitmen yang disepakati dalam kerjasama Indonesia -European Free Trade Association Comprehensive Economic Partnership (IE-CEPA) cukup kuat.

Bahkan akhirnya sejalan dengan refrendum Swiss yang dilaksanakan pada 7 Maret 2021. Sebanyak 51,16 persen penduduk Swiss sepakat mendukung kerjasama ini.

Dirjen Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Eko S.A Cahyanto menjelaskan, skema perjanjian perdagangan IE-CEPA dinilai berpeluang meningkatkan akses pasar.

Baca Juga: Mendag Muhammad Lutri Inginkan Rusia Turunkan Pajak Produk CPO Indonesia

Khususnya bagi produk industri Indonesia, termasuk didalamnya produk sawit dan turunannya.

Menurut dia, pada dasarnya, Swiss tidak perlu khawatir terkait isu keberlangsungan produk sawit Indonesia dan turunannya. Mengingat telah diterapkannnya Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

"Ada Perpres Nomor 44 tahun 2020 tentang Sistem Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia. Jadi Swiss tidak perlu khawatir," kata Eko Cahyanto dikutip dari twitter @Kemenperin_RI, Rabu, 10 Maret 2021.

Dikatakan, Kemenperin mendukung pemberlakuan sistem sertifikasi ISPO sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing produk sawit Indonesia dan turunannya di pasar ekspor, karena tren konsumen ke depan akan semakin concern pada aspek kelanjutan.

Secara otomatis sertifikasi ISPO ini menjamin produk lestari yang berkelanjutan, berwawasan lingkungan dan mampu telusur asal muasalnya.

Oleh karenanya, Kemenperin akan terus mendorong ekspor produk sawit dan turunannya ke Swiss, langsung dari Indonesia sebagai negara produsennya.

Sedangkan produk hilir sawit yang potensial untuk masuk ke pasar Uni Eropa, termasuk Swiss antara lain, lemak padatan pangan (confectionary, personal wash (sabun, fatty acid, fatty alcohol, glycerin), hingga bahan bakar terbarukan (biodiesel Fame).

Tercatat sepanjang 2020, produksi sawit dan turunannya diproyeksi 51,6 juta ton. Industri ini mendorong kesejahteraan masyarakat di wilayah terdalam, terluar dan perbatasan, mengingat 40 persen perkebunan sawit Indonesia mencapai 5,72 hektar sebagai perkebunan rakyat.

Kemenperin juga berkomitmen memberikan dukungan pada program biodiesel 30 persen yang tahun ini memiliki target alokasi penyaluran 9,20 juta kilo liter.

Komitmen ini bertujuan untuk menjaga stabilitas harga minyak sawit mentah (CPO) melalui serapan produksi minyak sawit untuk kebutuhan dalam negeri.

Disamping dukungan juga diberikan untuk Program Peremajaan Sawit Rakyat (replanting) melalui dorongan penggunaan sarana produksi pertanian produksi dalam negeri.***

 

 

Editor: Ady Purwadi

Sumber: Twitter@Kemenperin_RI

Tags

Terkini

Terpopuler