Koperasi-koperasi di Banyumas Disebut Masih Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

15 Juli 2020, 22:31 WIB
Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono saat Tasyakuran Hari Ulang Tahun Ke-73 Koperasi Nasional di Aula Dinnakerkop UKM Kabupaten Banyumas. Foto : Antara /

Lensa Banyumas- Kepala Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinnakerkop UKM) Kabupaten Banyumas, Joko Wiyono menyebutkan koperasi-koperasi di Banyumas masih bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Dinnakerkop UKM Kabupaten Banyumas mencatat di Banyumas ada lebih dari 1.000 unit koperasi seperti koperasi tani, koperasi usaha, dan koperasi kelompok-kelompok tertentu.

"Sampai sekarang, koperasi-koperasi yang mempunyai kegiatan usaha seperti KUD (Koperasi Unit Desa) masih mampu bertahan (di tengah pandemi Covid-19) karena tidak ada PHK, tidak ada pengurangan tenaga kerja, hanya memang dia mengalami kendala pada distribusi bahan pokoknya saja," katanya.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Akibatkan Sektor Pariwisata di Malaysia Rugi Ratusan Triliun

Baca Juga: Awas!!! Pemalsuan Identitas Penerima Program Kartu Prakerja Bisa Disanksi Pidana

Dalam hal ini, kata dia, koperasi dapat bertahan karena bisa menyesuaikan kondisi yang ada dan tidak tergantung dengan barang-barang impor. "Semuanya lokal, tinggal bagaimana dia berkreasi saja," jelasnya dikutip lensabanyumas.com dari Antara.

Sementara itu, Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono mendorong koperasi maupun usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, untuk melakukan ekspor secara langsung.

"Koperasi serta UMKM itu termasuk salah satu kegiatan ekonomi yang masih bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19 meskipun mulai terkena dampak," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa.

Baca Juga: Tingkatkan Penyebarluasan Informasi Gempa dan Tsunami, BMKG Pasang 16 Alat Teknologi Baru

Baca Juga: Kini Bikin SIM Internasional Secara Online dari Rumah

Wabup mengatakan hal itu kepada wartawan usai acara Tasyakuran Hari Ulang Tahun Ke-73 Koperasi Nasional di Aula Dinnakerkop UKM Kabupaten Banyumas.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya mendorong koperasi dan pelaku UMKM untuk berinovasi.

"Misalnya pengrajin gula semut membentuk paguyuban atau koperasi. Kemudian mereka memroduksi gula semut yang betul-betul siap ekspor dan konsisten menjaga mutunya," katanya.

Baca Juga: Larangan Operasi Huawei Akhir dari 'Era Emas' Inggris-China

Baca Juga: Ini Dia Tips Kencan di Masa Normal Baru Menurut Ahlinya Ahli

Bahkan jika ekspor tersebut dilakukan secara langsung, kata dia, keuntungan yang diperoleh bisa lebih besar daripada melalui eksportir

Dia mencontohkan dalam memroduksi gula semut, ada dua biaya produksi, yakni di tingkat pengrajin dan di tingkat eksportir.

Dalam hal ini, gula yang diproduksi oleh pengrajin dan dijual kepada eksportir akan diolah lagi agar gula semut yang dihasilkan memenuhi standard ekspor, sehingga ada dua biaya produksi.

Baca Juga: Pemilik Sudah Meninggal, KTP Digunakan Dukung Calon Perseorangan di Pilkada

Baca Juga: Bawaslu Temukan Ribuan KTP ASN dan Penyelenggara Pemilu Dukung Calon Perseorangan di Pilkada

"Kalau di tingkat pengrajin langsung diproduksi dengan standard yang bisa diterima oleh pasar internasional, berarti memangkas satu rangkaian produksi. Kalau menjualnya atas nama koperasi itu lebih mudah ke Eropa," kata Wabup.

Bahkan di Eropa, kata dia, ada semacam program pertanggungjawaban sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) jika koperasinya dikelola oleh penyandang disabilitas, janda-janda tua, dan sebagainya akan diberikan harga beli yang lebih tinggi sekitar 15 persen.

Terkait dengan hal itu, dia mendorong UMKM di Banyumas membentuk koperasi dan melakukan ekspor secara langsung agar bisa mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi.***

Editor: Muhammad Abdul Rohman

Sumber: antaranews

Tags

Terkini

Terpopuler