Pasien Gagal Ginjal Kronik Bisa Menjalankan Ibadah Puasa? Ini Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam

- 20 April 2021, 16:02 WIB
Bisakah Pasien Gagal Ginjal Kronik Menjalankan Ibadah Puasa? / kcpdi.org
Bisakah Pasien Gagal Ginjal Kronik Menjalankan Ibadah Puasa? / kcpdi.org /

Disisi lain, banyak penelitian mengklasifikan menjadi tiga kategori faktor resiko pasien gagal ginjal yang bisa berpuasa. Pertama adalah kategori rendah dimana pasien ginjal kronik stadium 1-3 yang memiliki fungsi ginjal stabil maka diizinkan menjalankan ibadah puasa.

Kedua adalah resiko tinggi dimana pasien GGK stadium 1-3 akan tetapi fungsi ginjalnya tidak stabil ditandai dengan penurunan GFR atau laju filtrasi glomerulus yang cepat. Atau ada kerapuhan pasien lanjut usia yang resiko jatuh tinggi dan sebagainya maka tidak perlu berpuasa.

“Ada gangguan elektrolit terutama natrium, kalium, ini resiko dehidrasi tidak hanya dari sisi pengobatan tapi juga cuaca. Kalau pasien-pasien bekerja dilingkungan yang menguras energi banyak berkeringat sehingga kita kategorikan sebagai resiko tinggi,” jelasnya.

Ketiga, adalah resiko yang sangat tinggi pasien stadium 4-5 atau dimana GFR di bawah 30. Untuk pasien non dialisis juga ada faktor lain seperti yang masuk kategori sangat tinggi misalnya sisa fungsi ginjalnya sudah sangat menurun.

Juga terjadinya gangguan keseimbangan cairan, misal sering bengkak, sering sesak, kadar kalium yang tinggi, mungkin motivasi yang kurang, kepatuhan pengobatan yang kurang dan ini perlu diperhatikan sekali oleh dokter yang bertanggung jawab apakah boleh berpuasa atau tidak.

Terakhir, yang punya resiko sangat tinggi adalah pasien HD dan CAPD yang merupakan pasien GGK stadium 3-5 plus ada tambahan riwayat pasien menderita penyakit jantung koroner tentu saja pasien GGK yang hamil juga masuk ke resiko tinggi dan tidak perlu berpuasa.

Tindak Lanjut

Disatu sisi memperdebatkan alasan kesehatan dan agama memang cukup sulit. Oleh karenanya, dokter ahli ginjal ini menilai selalu ada solusi dan sifatnya sangat individual pasien.

Dokter yang bertanggung jawab pun harus memberikan edukasi tambahan penjelasan agar pasien paham terkait hal ini dan bisa menghadapi apabila terjadi kondisi darurat.

Dia menyarankan pasien GGK untuk menghentikan puasa jika mengalami gejala sudah tidak enak badan, badan lemas, dan gemetaran. Untuk pasien CAPD dokter juga harus menilai apakah pasien tersebut memiliki cukup ginjal sisa yang ditandai oleh urin yang masih cukup dan tensi darah yang stabil.

“Jika dinilai cukup maka mungkin perlu dipertimbangkan jadi bisa saja menghentikan CAPD secara temporer ya mungkin dilakukan semula 4  kali bisa dikurangi di jam puasanya,” ujar Samsu.  

Halaman:

Editor: Rama Prasetyo Winoto

Sumber: Kpcdi.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah