LENSA BANYUMAS - Seseorang punya pandangan hidup yang terlalu optimis cenderung melebih-lebihkan kemungkinan.
Kita mengalami peristiwa baik dalam hidup dan meremehkannya, kemungkinan kita juga mengalami peristiwa yang buruk.
Sederhananya, ketika kita lebih optimis daripada kenyataan yang sebenarnya.
Tentu saja kita membutuhkan optimisme untuk menjalani hidup, namun optimisme terlalu tinggi justru berbahaya.
Baca Juga: Mengalami Mata Panda? Ini Tiga Tips dan Trick untuk Mengatasinya
Otak kita yang punya kecenderungan untuk memiliki pikiran optimis membuat kita percaya kalau kita cenderung lebih jarang mengalami hal buruk dan punya potensi sukses yang lebih besar dari pada kenyataannya.
Kita percaya kalau hidup kita diatas rata-rata. Namun secara statistik tidak semua hal dalam hidup kita ini berada di atas rata-rata.
Sebagaimana dibagikan dalam kanal youtube Si Kutu Buku, disebutkan terdapat contoh yang menarik tentang optimis.
Di dunia barat tingkat perceraian mencapai 40 persen, artinya lima pasangan suami istri, dua diantaranya bercerai tetapi ketika kita bertanya kepada pengantin baru tentang kemungkinannya bercerai mereka menjawab nol persen.