LENSA BANYUMAS - Jagat medsos sedang rame dengan video viral yang diunggah sejumlah akun di instagram.
Dalam video viral ini mempertontonkan seorang pria dengan mengenakan berbaju loreng TNI berpangkat Letkol yang tampak marah-marah kepada warga masyarakat.
Meraka yang menjadi korban kemarahan petugas ini adalah warga Belawan yang menuntut haknya kepada PT Supra.
Pria berbaju loreng TNI berpangkat Letkol ini muncul dari dalam halaman Uniplaza Medan sambil membawa handy talky (HT).
Baca Juga: Penangkapan Tentara Gadungan Berpangkat Mayjen TNI di Sragen
Dia memarahi warga, dengan dalih bahwa kendaraan warga tidak ada yang boleh parkir di badan jalan.
Sempat terjadi adu mulut, karena warga mengaku mereka datang ke Uniplaza Medan naik angkot.
Sehingga warga tetap ngotot lantaran merasa tidak ada diantara mereka yang datang ke lokasi membawa kendaraan, khususnya sepeda motor.
Namun pria berbaju loreng TNI berpangkat Letkol yang di badge namanya tertulis S Saragih M itu justru mengancam akan menilang sepeda motor yang parkir di depan Uniplaza Medan.
Yang terjadi, warga justru mendesak pria tersebut dengan menanyakan lokasi dinasnya.
Itu karena mengenakan seragam dan logo yang terlihat sedikit berbeda dengan TNI kebanyakan.
Setelah didesak pria dengan nama S Saragih M itu malah mengaku sudah hendak pensiun.
Dia pun mengaku dirinya sebagai kepala keamanan di Uniplaza Medan.
Tapi apakah S Saragih M ini benar-benar TNI atau cuma gaya-gayaan saja, belum dapat dibuktikan seperti keterangan yang ditulis akun instagram @infokomando yang memposting video tersebut.
"Dia tidak menunjukkan kartu tanda anggota (KTA), meski memakai seragam TNI berpangkat Letkol," tulis akun ini.
Lebih lanjut akun ini juga menulis demikian, "Hmm...Jujur saja baru kali ini mimin lihat ada seragam TNI AD dengan badge nama dan matra berwarna putih," tulisnya.
Kemudian akun ini menjelaskan kepada publik soal aturan penggunaan seragam Angkatan Darat.
"Perlu diketahui, dalam aturan GAMAD (Penggunaan Seragam Angkatan Darat) sampai detik ini dibukunya belum ada perubahan alias masih sama seperti pada umumnya," jelasnya.
Dengan demikian dapat dipastikan penggunaan seragam TNI AD oleh oknum tersebut tidak sesuai ketentuan alias nganeh-nganehi," jelas Info Komando.***