LENSA BANYUMAS - Advokat Ruhut Sitompul menertawakan kader Partai Demokrat yang ia nilai sekarang sedang keder dengan mencari pembenaran untuk membela ibu Ketua Umum Partai Demokrat yang katanya pernyataannya selalu salah.
Ruhut yang juga mantan kader Partai Demokrat dan kini menjadi politisi di PDI Perjuangan ini juga mengingatkan agar kader partai bentukan SBY ini untuk selalu mengingat pesannya.
Bahkan lebih tajam Ruhut menilai, semenjak ia tinggalkan, Partai Demokrat menjadi layu padahal belum berkembang.
Pernyataan Ruhut Sitompul disampaikan dalam cuitan akun twitternya seperti dikutip LensaBanyumas.Pikiran-Rakyat.com.
"Ha ha ha Kader Partai Demokrat sekarang menjadi KEDER Partai Demokrat sibuk cari pembenaran mau membela ibu Ketua Unum yg salah melulu pernyatannya, ya sudah ingat pesan SeniorMU ini yg pernah membesarkan PD tapi semenjak Aku tinggalkan layu padahal belum berkembang MERDEKA," cuit Ruhut.
Beragam cuitan netizen mengomentari celotehan Ruhut Sitompul dari yang membenarkan hingga melayangkan penilaian sebagai kutu loncat hingga akhirnya netizen ribut soal salah ketik.
"Abang emang pinter jadi kutu loncat, dulu partai nya maling duit proyek hambalang sekarang pindah ke partai maling bansos MERDEKA," cuit akun Harga Terjangkau.
Sementara akun Heryanto99 menulis komentar, "Terus banatai bang dengan kebenaran. Kami mendukung kebenaran bukan pembenaran. Sudah jelas salah malah dilindungi dibenerkan. Dengan alasan salah ketik lah dengan alasan kurang konsentrasi dgn alasan terburu-buru karena kebelet," cuitnya.
Ada juga yang menyaut celotehan akun Heryanto, "Anda sendiri nulis salah. Coba dikoreksi. Masa salah ketik doang anda ributin. Gx ada bahan lain apa," tulis Paulusnews sambil melanjutkan cuitannya.
"Emang kau selalau benar lai kalo menulis sesuatu. Coba koreksi lagi apa yg anda tulis, gx pernah benar. Tata bahasannya selalu amburadul. Seperti orang yg gx pernah sekolah. Kalau orng salah ketik itu biasa, apalagi nulis di twitter," ucapnya.
Lainnya turut menilai soal Ibu Ketum. "Ibu Ketum yg terlalu argesif....Membayangkan punya ibu negara nyinyir...P Ketum cuma senyam senyum tebar pesona...Dan Tuhan tdk suka kalau ayat-ayat suci dijadikan alat politik..," tutur Sri Han-yani.***