Ketua PP PBSI: Otoritas Kesehatan Inggris Terkesan Diskriminatif

- 18 Maret 2021, 15:26 WIB
Ketua PP PBSI Agung Firman Sampurna./ badmintonindonesia.org
Ketua PP PBSI Agung Firman Sampurna./ badmintonindonesia.org /
Lensa Banyumas - Dipaksa mundurnya tim bulutangkis Indonesia yang sedang berlaga di turnamen Yonex All England 2021 oleh Otoritas Kesehatan Inggris pada hari Rabu 17 Maret 2021 waktu setempat mendapat tanggapan dari Ketua PP PBSI Agung Firman Sampurna. 
 
Menurut Otoritas Kesehatan Inggris, hal itu dilakukan karena tim Indonesia dinyatakan berada dalam satu pesawat dengan penumpang yang terkonfirmasi positif Covid-19 pada penerbangan dari Istanbul ke Birmingham hari Sabtu 13 Maret 2021 lalu.
 
Berdasarkan peraturan protokol kesehatan yang berlaku di Negeri Ratu Elizabeth itu, maka tim Indonesia wajib menjalani isolasi mandiri selama 10 hari.
 
 
Menurut Agung Firman Sampurna dalam jumpa pers, pada hari Kamus 18 Maret 2021 yang dikutip Lensa Banyumas-Pikiran Rakyat.com dari laman resmi PP PBSI: badmintonindonesia.org, hingga kini pihak Otoritas Kesehatan Inggris belum memberitahu siapa yang positif covid 19.
 
"Pertama kali kita tidak diperbolehkan bertanding lagi karena kita ada dalam satu pesawat dengan penderita Covid-19 di penerbangan dari Istanbul ke Birmingham. Namun demikian sampai dengan hari ini kita tidak diberitahu siapa penumpang tersebut," jelasnya. 
 
Padahal di pesawat yang sama ada pemain dan pelatih dari Turki,  mereka tetap diperkenankan untuk bertanding. 
 
"Fakta berikutnya adalah persiapan yang kita lakukan di Indonesia sangat maksimal terkait dengan protokol kesehatan. Seluruh pemain, pelatih dan ofisial yang berangkat ke Inggris bukan hanya sudah dilakukan tes swab PCR tapi juga sudah dilakukan vaksinasi dua kali. Jadi persiapan sudah cukup baik menurut saya," ungkapnya. 
 
Untuk mengatasi masalah ini, Agung langsung berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait terutama dengan Menteri Luar Negeri. 
 
"Saya juga sudah melakukan komunikasi intensif dengan Menteri Luar Negeri dan saya berharap agar Menteri Luar Negeri segera melakukan supervisi, membantu paling tidak kita di sana tidak diperlakukan secara diskriminatif," ucapnya.
 
Sampai hari ini, pihaknya terus melakukan upaya-upaya untuk memperjuangkan kehormatan tim Indonesis di forum internasional.
 
"Tetapi kita tunggu saja hasilnya," tegasnya. 
 
Dia mengakui ini adalah sebuah kekecewaan yang besar tapi ia tidak mau para pemainnya berkecil hati. Gelora semangat terus digaungkan bagi Mohammad Ahsan cs.
 
"Kami menyampaikan kekecewaan yang besar. Kita tetap akan berjuang, siapa tahu ada ruang yang masih terbuka bagi kita untuk melanjutkan pertandingan. Tetapi kalau tidak, kita tidak perlu berkecil hati. Kita adalah juara yang tertunda," tandasnya.
 
Rencananya Kamis malam, Ketua PP PBSI itu akan menemui tim Indonesia lewat pertemuan virtual.***

Editor: Rama Prasetyo Winoto

Sumber: badmintonindonesia.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x