Network
LENSA BANYUMAS - Bukan hanya soal impor beras 1 juta ton yang kini terus menuai kritikan tajam, namun impor jahe juga mengundang keprihatinan dan disorot pedas oleh sejumlah pihak.
Salah satunya keprihatinan yang dilontarkan anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI Dedi Mulyadi yang Senin, 22 Maret 2021 sempat memimpin kegiatan pemusnahan jahe impor.
Jahe impor ini akhirnya dimusnahkan karena adanya kandungan unsur tanah pada produk tersebut yang dianggap dapat membawa penyakit dari negara asalnya.
Karena tak memenuhi persyaratan, maka pihak Karantina pada Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok akhirnya memusnahkan jahe impor tersebut.
Bukan soal Dedi Mulyadi memimpin pemusnahan produk impor tersebut, tetapi ia justru menyayangkan pemerintah yang tidak mempertimbangkan soal sumber daya alam dan sumber daya manusia Indonesia, sehingga produk jahe pun harus impor dari negara lain.
"Kemarin saya memimpin kegiatan pemusnahan jahe impor karena mengandung unsur tanah yang membawa penyakit dari negara asalnya. Saya tak habis pikir, negeri luas dan tanah terbentang dan penghuni negerinya memiliki banyak waktu, tetapi kita masih harus impor jahe?," kata Dedi.
Anggota Komisi IV DPR RI ini menyampaikan keprihatinannya di akun instagramnya @dedimulyadi77 seperti dikutip Lensa Banyumas.Com, Selasa, 23 Maret 2021.
Dedi yang berasal dari Dapil Purwakarta, Bekasi dan Karawang ini menegaskan, sebenarnya pemerintah tidak harus impor jahe. Jika SDA yang ada dan SDM nya diberdayakan.
Selanjutnya, Kementerian Pertanian, membuat program nasional penanaman jahe. Bisa melalui Dinas Pertanian di tingkat provinsi atau diturunkan lagi ke Dinas Pertanian di Kabupaten/kota.
