Kehadiran Vaksin Tahap Ke-14 Dukung Percepatan Vaksinasi Hingga 1 Juta Dosis Setiap Hari

- 1 Juni 2021, 20:28 WIB
Erick Tohir Menteri BUMN
Erick Tohir Menteri BUMN /Foto : twitter/

LENSA BANYUMAS - Pada Senin, 31 Mei 2021 lalu, Indonesia kembali kedatangan vaksin COVID-19
dalam bentuk bahan baku bulk. Vaksin Sinovac sejumlah 8 juta dosis tersebut menjadikan jumlah
total vaksin yang telah didapatkan baik melalui kerjasama bilateral maupun multilateral menjadi
91,9 juta dosis. Demikian rilis yang dikirim ke Lensa Banyumas, Selasa, 1Juni 2021.

“Hari ini kita kedatangan lagi vaksin yang akan dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia untuk
program vaksinasi COVID-19,” ujar Erick Tohir,

Menteri BUMN yang hadir untuk menerima
kedatangan vaksin hari ini. Kehadiran vaksin tahap 14 ke Indonesia menjadikan total vaksin dalam bentuk bulk yang telah didapatkan sebanyak 81,5 juta dosis.

Bio Farma sendiri telah memproduksi 65,5 juta dosis dari bahan baku tersebut. Secara estimasi, Indonesia akan memproduksi secara total 75,9 juta dosis vaksin dari bahan baku yang sudah didatangkan hingga hari ini.

“Seperti yang kita ketahui, sampai saat ini Indonesia sudah memiliki 75,9 juta vaksin, dimana
kalau satu rakyat Indonesia mempergunakan dua dosis berarti cukup untuk 37,5 juta rakyat
Indonesia,” ujar Erick lebih lanjut.

Pemerintah hingga Minggu (30/5) sudah memberikan 26,9 juta dosis vaksin untuk tahap vaksinasi 1 dan II. “Hal ini tentunya akan terus kita tingkatkan karena dibandingkan negara-negara Asia
Tenggara lainnya, kita adalah salah satu negara ASEAN yang vaksinasinya sudah tinggi,” terang
Erick.

Pada kesempatan berbeda, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19
Kementerian Kesehatan RI menyampaikan, “Sepanjang Mei kemarin, kita sudah menerima 3
kali kedatangan vaksin dari Sinovac sebanyak 2 kali dan AstraZeneca sebanyak 1 kali. Ini menambah jumlah stok vaksin kita total menjadi 91,9 juta dosis,” ujarnya.

Menurut dr. Nadia, ketersediaan vaksin yang ada hingga saat ini diperkirakan dapat mencukupi
kebutuhan 25-30 juta dosis. “Ini sebuah kabar gembira bagi kita semua karena artinya kita dapat
meningkatkan upaya penyuntikan menjadi 1 juta dosis per hari sehingga kita dapat mempercepat
program vaksinasi dan mengejar kekebalan kelompok. Selain itu, jumlah vaksin yang kita miliki
saat ini mendukung pemerintah untuk memperluas sasaran vaksinasi terutama pada kelompok
rentan dan usia pralansia 50 tahun ke atas,” terangnya.

Lansia dan usia pralansia, menurut dr. Nadia, juga memiliki risiko kesakitan dan kematian yang
lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lainnnya sehingga perlu segera diprioritaskan untuk
mendapatkan vaksinasi.

Kendati laju vaksinasi Indonesia cukup cepat dibanding negara lainnya di ASEAN, Erick berpesanbahwa kita belum bisa berpuas diri. Dibandingkan dengan vaksinasi dengan negara besar lainnya seperti Cina dan Amerika Serikat, cakupan vaksinasi Indonesia masih di bawah negara-negarat ersebut.

Halaman:

Editor: Cokie Sutrisno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x