Korban Order Fiktif, Perempuan di Kendal ini Dikirimi Satu Truk Kelapa

- 22 Juli 2020, 11:44 WIB
Jadi korban order fiktif, warga Kendal dikirimi satu truk penuh kelapa. Ilustrasi Pixabay
Jadi korban order fiktif, warga Kendal dikirimi satu truk penuh kelapa. Ilustrasi Pixabay /

Lensa Banyumas - Kasus order fiktif memang sulit  dihentikan. Apalagi pemesanan hanya dilakukan melalui media sosial yang menggunakan akun palsu.

Transaksi dengan pembayaran di tempat alias cash on delivery, membuat pelaku order fiktif bisa leluasa melakukan aksinya.

Kali ini, perempuan asal Kendal mengaku menjadi korban order fiktif dan kerap dikirimi barang-barang yang tak pernah ia pesan.

Teror kiriman barang ini menimpanya sejak 2018 atau kurang lebih selama dua tahun. Karena merasa tak memesan, ia pun tak mau membayar barang yang datang.

Baca Juga: Ibu Ini Kumpul Kebo dengan Anak Kandung di Depan Putrinya Saat Suami Berlayar

Perempuan bernama Titik Puji Rahayu (20) warga Kabupaten Kendal, Jawa Tengah mengaku beberapa kali dikirimi barang order fiktif yang mengatasnamakan dirinya.

Yang paling membuatnya jengkel, yakni karena pemesan belum membayar barang yang dikirim sehingga membuat pengirim atau pemilik barang merugi.

Oleh kurir barang, beberapa kali Titik ditekan untuk membayar, namun ia tak mau melakukannya karena mengaku tak pernah memesan barang tersebut.

Di antara yang pernah dikirim pemesan 'iseng' tersebut yakni telepon seluler, mesin cuci, buah-buahan, hingga yang paling menghebohkan yakni kelapa satu truk penuh.

Selain dikirimi barang-barang, Titik juga mengaku sering jadi korban difitnah orang di media sosial. Begitupula keluarga, tetangga, bahkan kepala desa setempat yang dekat dengan Titik.

Baca Juga: KKB Berulah Lagi; TNI Pastikan Dua Anggota KKB Tewas Anak Buah Egianius Kokoya, Bukan Warga Sipil

"Bapak pernah difitnah menggelapkan 10 mobil dan menculik anak, padahal tidak. Tetangga dekat juga difitnah anaknya hamil di luar nikah,"

Mereka yang Titik sebutkan termasuk orang-orang terdekatnya yang selama ini hidup berdampingan.

Anehnya alamat dan nomor telepon yang dituju benar sesuai milik Titik. Ia mengaku heran dengan orang yang menerornya darimana ia tahu nomor pribadi hingga orang-orang terdekat.

Karena merasa sering diteror, Titik pun melaporkan keresahannya itu ke polisi.

Ia menduga pelaku yang meneror dirinya dan menyebar fitnah di media sosial masih dalam jaringan terkait.

“Saya seperti diteror,” kata Titik sembari menambahkan bahwa apa yang menimpanya membuat ia dan keluarga merasa tidak nyaman.

Sang pengirim satu truk kelapa, Giyatno mengaku dihubungi pemesan melalui facebook. Akun yang memesan kelapa ke dia bernama Amanda.

Baca Juga: Hana Hanifah Tak Akui DP Rp 20 Juta, Lalu Berapa Nominal yang Ia Terima?

Biar Giyatno percaya, pemilik akun sampai berani bertukar nomor telepon. Kemudian si pemesan itu memintanya mengirim satu truk kelapa ke sebuah alamat yang ternyata itu rumah Titik.

Apesnya, Titik tak mengaku memesan kelapa tersebut sehingga menolak untuk membayar.

Jika satu truk kelapa berisi 5000 butir kelapa, dikalikan harga per butirnya Rp 5ribu, maka uang yang harus dibayar untuk satu truk itu mencapai Rp 25 juta.

Selain Titik, pengirim kelapa satu truk juga melaporkan kejadian yang menimpanya ke Polda Jateng.

Kasus order fiktif semacam ini tidak hanya dialami Titik. Telah banyak kasus serupa yang terjadi dan hingga kini sulit dihentikan. ***

Editor: Agus Riyanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah