Berikut Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah

- 29 Februari 2024, 02:09 WIB
Ilustrasi: Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar rupiah
Ilustrasi: Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar rupiah /

LENSA BANYUMAS- Nilai kurs rupiah sangat penting dalam dunia bisnis, selain inflasi dan suku bunga. Sebab, faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar rupiah menjadi penentu tingkat ekonomi di suatu negara. Nilai kurs berperan penting di dalam perdagangan dalam negara yang menjadi faktor ekonomi pasar bebas di seluruh dunia. Nilai kurs juga disebut sebagai ukuran ekonomi yang perlu dianalisa dan diperhatikan melalui kebijakan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah

Sebenarnya banyak faktor penentu nilai tukar rupiah yang kesemuanya saling berhubungan terhadap perdagangan skala internasional. Namun nilai tukar secara harfiahnya bersifat relatif sebagai perbandingan nilai mata uang dua negara. Lebih lanjut, artikel kali ini akan membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar rupiah.

Baca Juga: Apa Keuntungan Memakai Paylater? Bukan Hanya Menunda Pembayaran

Angka Inflasi

Suatu negara yang memiliki tingkat inflasi secara konsisten maka menjadi lebih rendah dari segi peningkatan nilai mata uangnya. Sebab daya beli di negara tersebut relatif akan meningkat pada jenis mata uang lainnya.

Sejauh ini, negara yang memiliki tingkat inflasi rendah yaitu Swiss, Jerman, dan Jepang sementara untuk AS dan Kanada menyusul kemudian. Negara dengan tingkat inflasi yang tinggi mengalami depresiasi mata uang apabila dibandingkan dengan nilai mata uang dari mitra dagangnya. Namun tidak hanya itu saja, karena depresiasi juga diiringi oleh tingginya tingkat suku bunga.

Suku Bunga Berbeda

Korelasi antara inflasi, suku bunga dan nilai tukar menjadi sangat erat satu sama lainnya. Strategi bank central memanipulasi suku bunga maka berpengaruh pada nilai tukar dan inflasi sehingga mengubah tingkat suku bunga menjadi berdampak pada nilai mata uang dan inflasi.

Tingginya suku bunga memberikan keuntungan bagi kreditur, sehingga adanya suku bunga tinggi tersebut mampu menarik modal asing untuk bisnis Indonesia, hal ini meningkatkan nilai tukar. Namun hal ini juga berlaku untuk sebaliknya yaitu apabila suku bunga rendah maka juga menurunkan nilai tukar tersebut.

Baca Juga: Bagaimana Cara Menabung yang Efektif? Terapkan Ini!

Defisit Berjalan

Transaksi berjalan merupakan neraca antara suatu negara dengan mitra dagang yang melibatkan transaksi antara negara baik untuk barang, dividen, bunga, dan jasa. Defisit berjalan memperlihatkan bahwa suatu negara sudah menghabiskan dana yang lebih banyak untuk aktivitas perdagangan internasional daripada pendapatannya sendiri.

Halaman:

Editor: Cahyaningtias Purwa Andari

Sumber: Dari Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x