Hadapi The Great Resignation, Ini Cara Menghadapinya Ala Profesor Manajemen AS

11 Februari 2022, 16:25 WIB
Hadapi The Great Resignation, Ini Cara Menghadapinya Ala Profesor Manajemen AS. / freepik /@eamesbot /

LENSA BANYUMAS - Selama dua tahun terakhir di masa pandemi ini, terjadi fenomena di mana para pekerja, khususnya mereka yang bekerja di sektor tertentu seperti teknologi dan pusat kesehatan, telah mempertimbangkan atau sudah mengundurkan diri dari pekerjaan mereka.

Banyaknya karyawan yang mengundurkan diri adalah efek dari pandemi yang sedang berlangsung, yang membuat banyak orang memikirkan kembali karir, kondisi kerja, dan tujuan jangka panjang mereka.

Fenomena ini dikenal sebagai The Great Resignation atau Big Quit, sebuah istilah yang digaungkan oleh Anthony Klots, seorang professor manajemen di Texas A&M.

Menurut Anthony Klotz, yang dimaksud dengan The Great Resignation adalah pengunduran diri besar-besaran sebagai tren meluas dari sejumlah besar pekerja yang meninggalkan pekerjaan mereka selama Covid 19.

Baca Juga: Dukung Kebangkitan Pariwisata Indonesia, PHRI Siap Bekerjasama Dengan Semua Pihak

Apakah kamu salah satu orang yang mempertimbangkan untuk mengundurkan diri untuk mencari prospek pekerjaan yang lebih baik?

The Great Resignation telah terjadi di negara-negara seperti Inggris di mana sekarang ada sekitar 1 juta orang yang sudah mengundurkan diri menurut Kantor Statistik Nasional setempat (ONS).

Di Amerika Serikat, sekitar 4,3 juta orang mengundurkan diri dari pekerjaan mereka­.

Jumlah besar pengunduran diri disebabkan banyak karyawan menghadapi kelelahan yang berlebih.

Selain itu, kesehatan mental semakin menjadi prioritas bagi banyak orang, sehingga mereka mencari pekerjaan yang tidak menguras tenaga mereka secara mental.

Bahkan menurut JobStreet Jobs report, 50 persen karyawan yang bekerja dari rumah (WFH) bekerja lebih lama.

Profesor Anthony Klotz menyoroti tren utama berikut yang mengarah pada terjadinya The Great Resignation:

- Membaiknya keadaan:

Jika sebelumnya ada keinginan mengundurkan diri untuk mendapatkan posisi baru, di awal pandemi banyak yang memutuskan untuk tetap bertahan di pekerjaan sekarang karena ketidakpastian masa depan ditengah-tengah pandemi.

Saat ekonomi mulai membaik dan vaksin mulai bekerja, mereka yang tadinya menunda akhirnya benar-benar mengundurkan diri.

Menurut data JobStreet, di tahun 2021, jumlah lowongan kerja meningkat 31 persen setiap bulannya. Jumlah lamaran per lowongan pun meningkat sebesar 89 persen.

 

- Tingkat kelelahan yang tinggi di kalangan pekerja:

Anthony Klotz mengutip laporan tertentu yang menunjukkan tingkat kelelahan yang tinggi pada pekerja yang bekerja di perawatan kesehatan, ritel, restoran, dan perhotelan.

 

- Perusahaan merestrukturisasi jadwal kerja:

Perusahaan yang meminta karyawannya untuk bekerja dari jarak jauh memungkinkan para karyawan untuk mengalami kebebasan dalam mengatur jadwal mereka, yang membuat sebagian orang ragu untuk kembali bekerja secara fisik di kantor.

Menurut data JobStreet, industri yang mengalami pengunduran diri terbanyak adalah di sektor kesehatan dan teknologi.

Terdapat peningkatan sebesar 45 persen pada lowongan di industri kesehatan serta peningkatan 66 persen pada pencarian kerja di bagian digital marketing.

Melihat banyaknya pengunduran diri di industri teknologi, JobStreet dalam waktu dekat aka segera mengadakan Tech Virtual Career Fair di Asia dan Virtual Career Fair lokal untuk membantu menghubungkan pemberi kerja dan pencari kerja satu sama lain.

Untuk pendaftaran Virtual Career Fair, silakan gunakan link berikut: https://www.jobstreet.co.id/en/cms/employer/virtual-careerfair-2022/

Dilansir Lensa Banyumas.Pikiran-Rakyat.com dari JobStreet, ada beberapa tips menarik untuk perusahaan yang ingin meminimalkan jumlah pengunduran diri dan mempertahankan tenaga kerja yang stabil dan produktif:

 

1. Mengevaluasi beban kerja:

Secara teratur periksa dengan tim Anda dan periksa berapa banyak beban kerja yang mereka miliki.

Jika mereka merasa terlalu banyak bekerja, maka terbukalah untuk memeriksa beban kerja secara berskala dan distribusikan kerja ke karyawan yang tidak terlalu sibuk.

 

2. Mengalokasikan karyawan ke proyek atau tim yang lebih sesuai:

Jika Anda merasa bahwa Anda tidak memiliki hubungan yang paling harmonis dengan seorang karyawan, maka mungkin mereka akan lebih cocok untuk bekerja dengan tim atau proyek yang berbeda, sehingga mereka dapat memiliki hubungan yang lebih baik dengan manajer baru mereka.

 

3. Tunjukkan penghargaan kepada karyawan Anda:

Pastikan Anda menunjukkan kepada karyawan Anda betapa Anda menghargai mereka.

Anda dapat melakukan hal-hal kecil seperti menjadikan salah satu karyawan sebagai employee of the month, atau berikan hadiah bulanan.

 

4. Beri karyawan pekerjaan dan tanggung jawab baru:

Karyawan mungkin ingin mengundurkan diri begitu mereka merasa telah mempelajari semua yang ada tentang industrinya.

Cobalah memberi mereka tanggung jawab baru atau proyek unik yang tidak hanya akan membantu menantang mereka dalam hal karir, tapi juga memungkinkan mereka untuk mempelajari sesuatu yang baru.***

Editor: Rama Prasetyo Winoto

Sumber: Jobstreet

Tags

Terkini

Terpopuler