Harga Kedelai Melonjak, Tahu Tempe Akan Naik Mulai Bulan Depan

16 Februari 2022, 10:05 WIB
Harga Kedelai Melonjak, Tahu Tempe Akan Naik Mulai Bulan Depan./ pexels / Polina Tankilevitch /

LENSA BANYUMAS - Mendekati bulan ramadhan tahun ini, biasanya diiringi kebutuhan pokok akan melonjak naik.

Hal ini seolah-olah menjadi sesuatu yang biasa terjadi. Maasyarakat sudah terbiasa dengan hal semacam ini.

Akan tetapi hal lain yang menjadi pemicu kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, bisa disebabkan karena bahan bakunya juga naik.

Dilansir dari akun instagram @folkative, diiinformasikan harga kedelai akan naik bulan depan.

Sehingga otomatis akan menaikan harga tahu dan tempe bulan depan .Karena Tahu dan tempe adalah makanan yang berbahan dasar kedelai.

Baca Juga: Tidak Punya Ide Berjualan? Ini 50 Ide Jualan Untuk Kamu!

Tahu dibuat dengan mengendapkan sari dari perasan biji kedelai. Sedangkan tempe harus difermentasi terlebih dahulu.

Keduanya memiliki jangka waktu pembuatan yang cukup lama. Harga kedelai yang diimpor Indonesia terus melonjak.

Hal ini akan mengakibatkan harga tahu dan tempe naik.

Kenaikan harga tersebut jika dilihat dari tingkat internasional, disebabkan oleh ketidakpastian cuaca dan inflasi bahan makanan di AS (salah satu importir utama kedelai).

Direktur Jenderal Perdagangan Kemendag, Oke Nurwan, memperkirakan harga tempe di level pengrajin akan menembus Rp10.300-Rp10.600 per kg.

Sedangkan untuk tahu akan naik ke level Rp 52.450-Rp 53.700 per papan atau Rp700 per potong (harga saat ini Rp 650 per potong).

Jika harga kedelai tidak melebihi Rp12 ribu per kg, kemungkinan harga jual tempe di pasar akan naik.

"Harga kedelai dunia yang berpengaruh pada pemasukan atau ketersediaan harga kedelai di Indonesia untuk bahan baku tahu tempe. Maka itu kami perkirakan akan naik di harga tempe per kilo di kisaran antara Rp 10.300-Rp 10.600," kata Oke saat konferensi pers daring hari Jumat lalu.

Ia memperkirakan harga kedelai masih akan terus naik sampai Mei dan baru akan turun pada Juli mendatang dengan tidak signifikan di tingkat importirnya.

Terkait stok, Oke menjabarkan saat ini di level importir masih ada 140 ribu ton dan Februari ini masih akan masuk stok 160 ribu ton.

"Stok yang kami pastikan dulu, lebih baik tersedia agak mahal atau mahal, dari pada tidak tersedia," lontarnya.

Pada kesempatan sama, Direktur Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) Hidayatullah Suralaga menyatakan stok kedelai pihaknya mencukupi untuk kebutuhan konsumsi 2 bulan.

Di samping menjamin soal stok, ia tak menjamin soal harga. Ia menyebutkan harga kedelai suatu hari bisa disesuaikan dengan perkembangan pasar internasional.

"Harga kedelai dunia memang fluktuasi yang barang kali tidak bisa kita prediksi, kami akan menyesuaikan saja dengan perkembangan harga kedelai dunia," pungkasnya.***

Editor: Rama Prasetyo Winoto

Sumber: Instagram

Tags

Terkini

Terpopuler