Sebelum bersama warga mendirikam tempat pengolahan sampah menjadi batu batu, awalnya Pemdes mendapatkan bahan limbah secara gratis kemudian melalui eksperimen, mulai memahami jenis plastik yang cocok untuk dijadikan material bangunan. Kemudian, Pemdes Wangon mencari mesin yang dapat memproduksi hasil inovasinya secara massal.
"Sebagai langkah menambah penghasilan masyarakat, Pemerintah desa langsung memesan para pembuat batako sampah untuk membuat pos linmas sekaligus juga sebagai posko PPKM,"katanya.
Sejauh ini, Pemdes Wangon terus berupaya mengembangkan daur ulang menjadi paving block. Ketebalan dari batu bata ini juga beragam, mulai dari 30 mm hingga 60 mm.
Baca Juga: Kenapa Sampah Tidak Dibuang ke Kawah Gunung Berapi ?
"Minimal nilai ekonomis pemanfaatan sampah menjadi peluang kerja bagi pemulung, perempuan, dan juga kelompok pemuda,apalagi dimasa pandemi Covid19 dimana perlu bergerak untuk menambah penghasilan,"katanya***