Berapa Umurmu? Baca Filosofi Jawa Ini Agar Sadar Umur

- 30 April 2021, 16:03 WIB
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi /Facebook Suparli/

LENSA BANYUMAS - Dalam bahasa Indonesia angka disebutkan sesuai urutan dan penyebutan. Misalnya 21 di bca Dia puluh Satu , 22 dibaca Dua Puluh Dua s/d 29 dibacan Dua Puluh Sembilan.

Dalam bahasa Jawa tidak diberi nama Rongpuluh Siji, Rongpuluh Loro, dan seterusnyanya, melainkan
Selikur, Rolikur hingga Songo Likur.

Di sini terdapat satuan "Likur" yang merupakan kependekan dari (Linggih Kursi), artinya duduk di kursi.

Baca Juga: Ganjar: Lebih Banyak yang ke Luar Jateng Dari Pada yang Datang

Menurut filosofi Jawa pada usia 21-29 tahun itulah pada umumnya manusia mendapatkan tempat dan kedudukan, pekerjaannya, profesi yang akan ditekuni dalam kehidupannya.

Kemudian ada penyimpangan pada bilangan 25, tidak disebut sebagai Limang likur, melainkan Selawe.

Dalam kamus Jawa ,Selawe diartikan menjadi seneng-senenge Lanang lan Wedok alias Wadon. 

Baca Juga: Viral Video Bocah 12 Tahun Pengemudi Truk, Ternyata Hasil Rekaman 6 Bulan Sebelumnya

Puncak asmaranya laki-laki dan perempuan, yang ditandai oleh pernikahan.Maka pada usia tersebut pada umumnya orang menikah (dadi manten).

Ada penyimpangan lagi nanti pada bilangan 50. Setelah Sepuluh, Rongpuluh,Telung Puluh, Patang puluh,mestinya Limang Puluh.Tapi 50 diucapkan menjadi Seket.

Halaman:

Editor: Cokie Sutrisno

Sumber: Kharisma Muhammadiyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x