10 Bullying Berkedok Jokes, Nomor 4 Bikin Kaget!

- 1 Maret 2022, 15:00 WIB
Bullying Berkedok Jokes, Bagaimana Cara mengenalinya?
Bullying Berkedok Jokes, Bagaimana Cara mengenalinya? /Pixabay.com


LENSA BANYUMAS - Melontarkan candaan dan gurauan atau jokes supaya lawan bicara terhibur, kadang diperlukan untuk menghangatkan suasana.

Tetapi dalam penyampaian jokes, ternyata perlu mengidentifikasi beberapa aspek. Apakah candaan tersebut benar-benar candaan atau justru menjurus kepada pembullyan hingga membuat seseorang tersinggung.

Maka dari itu, kenali perbedaannya bisa jadi jokes-jokes yang kamu sampaikan rupanya mengandung unsur bullying.

Baca Juga: Mayoritas Aset Crypto Memanas, Dampak dari Invasi Rusia ke Ukrainia

Dilansir dari akun Twitter @akuextro, berbicara terkait kondisi mental salah satunya jokes-jokes yang perlu diwaspadai ataupun disampaikan kepada orang lain supaya tidak menyinggung perasaannya. Berikut jokes-jokes yang rupanya mengandung unsur bullying.

1. Menyebut Ras
Pertama, jokes yang disampaikan mengandung singgungan SARA atau suku, ras dan agama. Ini termasuk unsur sensitif yang seharusnya tidak dituangkan dalam candaan karena dapat memicu keributan.

Misalnya "Pantesan pelit, Cina sih!" memang sebagian orang merasa candaan ini lucu, namun kembali lagi ke sisi orang Cina apakah mereka setuju topik tersebut dijadikan sebagai candaan?

Baca Juga: Doa Agar Dia Ingat Kita Terus, Kangen Berat dan Selalu Ingin Bertemu

2. Menghina Fisik
Kedua, menghina fisik. Kasusnya sama seperti poin pertama, fisik juga masuk sebagai persoalan yang sensitif dan jelas adanya bahwa hal ini termasuk ke konteks pengucilan sehingga candaan tersebut tidak asik.

Semisal kamu punya teman dengan paras yang pendek, hitam, dan berambut keriting lantas kamu membuat candaan seperti "Udah pendek, item, keriting, hidup lagi!"

Jelas saja jokes macam ini membuat orang yang kamu ledek menjadi tersinggung, karena yang kamu hina adalah fisiknya.

3. Singgung Berat Badan
Ketiga, menyindir berat badan. Mungkin sebagian orang menganggap candaan ini sebagai hal yang sepele.

Baca Juga: Bacakan Doa Buka Aura Ini Saat Cuci Muka, Wajah Akan Jadi Tampak Muda dan Menawan

Namun siapa sangka jokes-jokes yang menyindir perihal berat badan, rupanya mengandung unsur bullying. Misalnya jika bertemu teman yang gemuk, maka kamu akan mengatakan "itu badan apa tong sih? Bulet bener-".

Jelas saja hal tersebut sama sekali tidak lucu. Sebab, kita tidak tahu bagaimana perjuangannya untuk diet dalam menurunkan berat badan itu bisa saja membuatnya menjadi stress dan tertekan.

4. Pujian Berbalut Pelecehan
Keempat, bagi sebagian orang mungkin kaget dengan fakta ini. Pujian rupanya bisa saja menjurus ke ranah pembulian lho! seperti pujian "Cewek... Cantik amat sih..", hal tersebut justru menjurus ke pelecehan dan tentunya pujian jenis ini terkadang juga harus diwaspadai. Karena, meskipun memang pujian namun mengandung unsur bullying yang menjurus ke pelecehan.

5. Disindir di Muka Umum
Kelima, dengan menyindir kesalahan seseorang di muka umum tidak menjadikan dirimu keren. Semisal kamu membuat jadwal pertemuan dengan temanmu atau rekan kerjamu namun ia datang terlambat, lalu kamu menyindirnya dengan "Bilang donk kalo telat. Daripada nungguin, bisa nyari pacar dulu kali."

Baca Juga: Luar Biasa Manfaat Makan Kolang Kaling, Salah Satunya Mencegah Osteoporosis

Jelas saja, hal tersebut sangat tidak sopan sebab orang yang ditegur justru merasa dipojokkan dan dihakimi tanpa kemampuan untuk membela dirinya.

6. Ragukan Kemampuan
Keenam, manusia diciptakan berbeda-beda salah satunya seperti kemampuan maka jangan sampai menghina kemampuan seseorang serendah apapun itu kemampuannya dalam bidang tertentu.

Kata-kata seperti "Ya elah gitu aja nggak bisa. Balik aja jadi anak TK sana!" sering dijumpai dikehidupan sehari-hari rupanya mengandung unsur bullying. Padahal seharusnya kita menghargai kemampuannya.

Sebab kita tidak tahu bagaimana perjuangannya dalam meningkatkan kemampuan, serta apa yang mudah bagi kita justru belum tentu bisa dikatakan mudah bagi orang lain.

7. Toxic Masculinity
Ketujuh, toxic masculinity. Sama seperti poin 1 dan 2 di atas, kasus ini adalah topik sensitif. Perbanyaklah ilmu terkait kesetaraan gender untuk menghindari jokes seperti ini, semisal ada teman laki-lakimu yang menangis ditinggal pacarnya kemudian kamu mengatakan "Jadi laki cengeng amat. Mending lo pake rok aja deh. Lebih cocok!.

Candaan tersebut rupanya mengandung unsur bullying, sebab tidak ada salahnya laki-laki menjadi sensitif bukan berarti mereka harus selalunya menonjolkan sikap maskulinitas dibandingkan feminimnya.

Baca Juga: Antonov AN 225 Pesawat Kargo Terbesar di Dunia MIlik Ukraina Hancur Oleh Rusia

8. Remehkan Seseorang
Kedelapan, jangan sampai kamu melontarkan candaan yang menyatakan bahwa seseorang tidak pantas. Misalnya dengan kalimat "Haha tunggu aja sampai dia sadar dari khilafnya terus mutusin kamu", tentunya membuat orang yang dihina merasa terpojok dan kepikiran. Cobalah untuk memilah-milah kata yang tepat supaya tidak membuat seseorang tersinggung.

9. Meragukan Gender
Kesembilan, meragukan gender. Kasusnya percampuran antara ketidaksetaraan gender dengan penampilan seseorang jangan dijadikan sebagai candaan. Sebab hanya karena ia tidak berpenampilan seperti kebanyakan bukan berarti kita menanyakan hal itu. Contoh "Masa sih cewek kok rambutnya pendek gitu?"

10. Main Fisik Langsung
Terakhir, menoyor kepala ataupun jokes fisik lainnya. Meskipun banyak yang mengatakan jokes ini biasa saja dan terkesan semakin mengakrabkan, namun perlu diingat bahwa kesopanan adalah nomor satu. Sehingga dengan menoyor kepala atau jokes fisik sama sekali tidak sopan.

Baca Juga: Gerakan Berani Gundul yang Digagas Ganjar Sudah Kumpulkan Donasi Ratusan Juta, Peduli Anak Pejuang Kanker

Demikianlah jokes yang termasuk bullying. Pada dasarnya bullying memang manifestasi diri yang sifatnya negatif. Maka dari itu, meskipun bagi kita lucu namun tentunya perlu memandang dari sisi yang dibercandain dan perlunya dalam memilah kata-kata yang dilontarkan supaya tidak mencederai perasaan seseorang.***

Editor: Dedy Sudianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x