Update Terbaru KRI Nanggala 402, Kepolisian Kerahkan 4 Kapal Berkemampuan Sonar

23 April 2021, 14:27 WIB
Kapuspen TNI Mayjen TNI Achmad Riad. /ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/wsj

LENSA BANYUMAS - Hingga Hum'at, 23 April siang sedikitnya sudah ada 21 kapal perang (KRI) yang dikerahkan untuk pencarian KRI Nanggala 402. Empat diantaranya adalah kapal milik Kepolisian.

Keempat armada korps Bhayangkara ini masing-masing Kapal Gelatik-5016, Kapal Enggang-4016, Kapal Barata-8004 dan Kapal Balam-4017.

Kapal yang dikerahkan dari Polri ini diharapkan dapat membantu proses pencarian karena memiliki fasilitas dan kemampuan sonar dua dimensi. Keempat kapal Polri ini juga dilengkapi dengan ROV atau unit drone.

Baca Juga: TNI Mencari Kapal Selam KRI Nanggala 402 Dengan Sonar

Karena diberitakan sebelumnya, saat perscon di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Badung, Bali pada Jum'at siang, Kapuspen TNI Mayor Jendral TNI Achmad Riad menjelaskan hanya kapal-kapal dengan kemampuan sonar saja yang digunakan untuk pencarian KRI Nanggala.

 

Menurutnya, tidak semua kapal memiliki kemampuan untuk membaca sonar atau gelombang suara bawah air yang dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan obyek dalam laut atau bisa juga untuk mengukur jarak bawah laut. 

"Untuk saat ini diutamakan kapal-kapal yang memiliki kemampuan membaca sonar, memang tidak semua kapal memiliki kemampuan membaca sonar, kapal-kapal yang ini diharapkan dari data awal akan digelar, yang jelas digelar di wilayah-wilayah tersebut," kata Kapuspen dikutip dari ANTARA.

Diketahui, KRI Nanggala 402 mengalami hilang kontak tak lama usai meminta ijin penyelaman pada Rabu, 21 April pukul 03.45 WITA.

Sekitar 15 menit kemudian, KRI ini sempat melaksanakan penggenangan peluncuran torpedo nomor 8 dan bukan rudal.

Dan komunikasi terakhir dengan KRI Nanggala pada pukul 04.25 WITA saat komandan gugus tugas latihan akan memberikan otorisasi penambakan torpedo.

Berikut analisa hilangnya KRI Nanggala 402 dari sumber di TNI AL.

- Kemungkinan saat menyelam statis terjadi black out sehingga menyebabkan kapal tidak terkendali dan tidak dapat dilaksanakan prosedur kedaruratan.

- Seharusnya terdapat tombol darurat untuk menghembus agar kapal bisa timbul ke permukaan.

- Dan diduga kapal jatuh pada palung kedalaman 600 - 700 meter.

- Ter tumpahan minyak disekitar area tenggelam, kemungkinan akibat kerusakan tangki BBM (retak) karena tekanan air laut atau pemberian sinyal posisi dari KRI Nanggala -402.***

 

 

Editor: Ady Purwadi

Tags

Terkini

Terpopuler