Jika Golkar dan PDIP sukses di Pilkada 2020, peluang Prabowo dan Gerindra semakin melemah.
Kepercayaan diri Golkar dan PDIP yang akan memenangkan 60 persen suara di Pilkada, juga belum direspon dengan baik oleh Gerindra.
Pada KLB di Hambalang 8 Agustus lalu, Prabowo hanya meminta kadernya berlaku lurus dan menjaga marwah demokrasi. Nyaris tak ada pembicaraan berapa angka target Gerindra pada Pilkada 2020.
Baca Juga: Pemerintah Desa Lipursari Wonosobo Kian Serius Jadi Pelopor Desa Cinta Statistik
Perubahan Dukungan PA 212
Perubahan arah dukungan juga terjadi di PA 212 dan barisan Ijtimak Ulama.
Beberapa hari lalu, Ketum PA 212 Slamet Maarif menegaskan masa 'segar' untuk Prabowo Subianto sudah usai, termasuk dukungannya jika ia maju kembali di Pilpres.
Menurut Slamet, Pilpres 2024 menjadi peluang untuk anak muda atau tokoh muda yang masih segar, punya pengalaman dan wawasan meski secara eksplisit memang tidak disebutkan.
Lengket dengan Jokowi
Sementara faktor lain yang cukup mengejutkan terkait melemahnya peluang Prabowo dan Gerindra di Pilres 2024 nanti salah satunya yakni karena mengekor ke pemerintah yang dipimpin Presiden Jokowi.