Pantau Pernyataan Kontroversi Presiden Prancis, AHY: Umat Islam, Mari Kita Buktikan!

- 30 Oktober 2020, 09:25 WIB
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). /Instagram/@AgusYudhoyono

Lensa Banyumas - Putra sulung mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang sempat berkarier di dunia militer, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), kini menjadi Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute dan pendiri AHY Foundation.

AHY terpilih secara aklamasi oleh seluruh Kongres V Partai Demokrat untuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat menggantikan SBY periode 2020-2025, di JCC Senayan, Jakarta, pada 15 Maret 2020.

Meski sudah lama tak muncul, namun ternyata AHY masih memantau situasi Indonesia dan dunia.

Baca Juga: Buruan! Ini Link Pendaftaran Online BLT UMKM Rp2,4 Juta di Sejumlah Daerah Wilayah Jateng dan DIY

AHY mengaku, turut memantau pernyataan kontroversi Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang dikecam umat Islam.

Bahkan, AHY menyampaikan tanggapannya atas pernyataan Presiden Prancis yang melukai umat Islam melalui akun Twitternya @AgusYudhoyono.

"Saya mengikuti perkembangan berita ttg kontroversi Presiden Perancis Emmanuel Macron terkait penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW. Dilihat dari aspek apapun, sikap Macron tetap tidak bisa dibenarkan," tulis akun Twitter @AgusYudhoyono, pada 29 Oktober 2020.

Baca Juga: Rencana Pemekaran Banyumas Jadi 3 Daerah Otonom, Masih Tahap Sosialisasi Hingga 9 November 2020

"Kebebasan dlm demokrasi hrs didasari pd toleransi & penghormatan thdp keberagaman, termasuk dlm konteks agama. Masy Perancis dgn demokrasi yg mapan tentu paham, menjadikan Nabi Muhammad SAW sbg kartun bs melukai umat Islam dunia. Sayang, hal semacam itu seolah dibiarkan berulang2," ujar akun @AgusYudhoyono.

Baca Juga: Kominfo akan Berikan Bantuan Set Top Box Bagi Keluarga Tak Mampu, Cek Fungsinya Disini!

Seperti yang sebelumnya ditayangkan oleh ZonaJakarta.com pada artikel berjudul “Lama Diam, Anak SBY Akhirnya Ikut Geram, AHY: Umat Islam, Mari Kita Buktikan!” AHY juga menyebut bahwa dirinya adalah pecinta demokrasi, "Sbg pecinta demokrasi, saya berharap Perancis sbg negara  demokrasi yg mapan, mampu jadi contoh yg baik dlm perlindungan & penghormatan trhdp hak-hak kelompok minoritas. Saya meyakini, demokrasi, kebebasan & toleransi bisa berjalan beriringan.

Baca Juga: Lirik Lagu: Mungkin Hari Ini Esok atau Nanti Anneth Delliecia Nasution

 "Untuk itu, mewakili @PDemokrat, saya mendorong & mendukung pemerintah RI utk bersikap tegas. Pemanggilan Dubes Perancis oleh @Kemlu_RI hrs pastikan pesan Indonesia benar2 didengar. Jangan membiarkan kontroversi ini  berlarut2 & timbulkan hal2 tdk produktif di tengah pandemi," lanjutnya.

AHY menyebut Indonesia punya tanggung jawab moral, karena memiliki populasi Muslim terbesar di dunia.

"Sbg negara dgn populasi Muslim terbesar dunia, Indonesia punya tanggung jawab moral utk suarakan aspirasi Muslim dunia. Saya jg mengajak sdr2 umat Islam utk menahan diri & tdk terprovokasi. Mari kita buktikan, Islam sbg Rahmatan Lil Alamin, membawa rahmat & pesan damai bagi dunia," lanjut akun @AgusYudhoyono.

Baca Juga: Hari Ini! Shopee Gajian Sale Hadirkan Gratis Ongkir, Cashback 100 Persen dan Flash Sale 60RB!

Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron disebut mengeluarkan pernyataan kurang sedap terhadap umat Muslim yang dianggapnya merespon berlebihan terhadap materi karikatur satir Nabi Muhammad SAW di Tabloid Charlie Hebdo.

Pernyataan kontroversial Presiden Emmanuel Macron ini bermula dari insiden pembunuhan seorang guru sejarah bernama Samuel Paty yang mempertontonkan karikatur Nabi Muhammad SAW di Tabloid Charloe Hebdo pada pertengahan Oktober 2020 lalu.

Prsiden Emmanuel Macron yang merupakan orang nomor satu di Prancis itu juga menyebut kasus pembunuhan guru itu bertentangan dengan kebebasan berekspresi.

Baca Juga: Hasil Survei Capres 2024, Elektabilitas Ganjar Pranowo Ungguli Anies Baswedan

Sejumlah oknum pembunuh guru di Prancis melancarkan aksinya sebagai tindakan melawan pihak yang mendukung penerbitan dan penyebarluasan konten Charlie Hebdo yang menistakan Nabi Muhammad.

Dikutip dari Pikiran Rakyat, Guru sejarah itu tewas dipenggal setelah menayangkan gambar kartun dan menyebutnya sebagai Nabi Muhammad.

Hal itu dinilai menghujat umat muslim karena sosok Nabi Muhammad tidak boleh digambarkan.

Dikutip dari AP, sebelum memperlihatkan gambar itu, sang guru meminta siswa muslim keluar dari ruangan.

Baca Juga: Ada Peluang Mendapatkan BLT UMKM Rp2,4 Juta, Penuhi Syarat Ini, Lengkapi Data dan Segera Mendaftar

Diduga tujuan sang guru melakukan hal tersebut sebagai bentuk dari kebebasan berekspresi.

"Salah satu warga kami dibunuh hari ini karena dia mengajar, dia mengajar murid-muridnya tentang kebebasan berekspresi," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron seperti dikutip dari Reuters.

Macron juga menyatakan masyarakat Prancis untuk memerangi radikalisme disana yang ia sebut 'Separatisme Islam'.

"Rekan kami diserang secara mencolok, menjadi korban serangan teroris Islam," kata Macron.

Baca Juga: 5 Fakta Ini Bikin BTS Digandrungi Banyak Penggemar, Simak kuy!

"Mereka tidak akan menang ... Kami akan bertindak. Tegas, dan cepat. Anda dapat memercayai tekad saya," timpalnya.

Ia merasa takut bahwa agama Islam akan mengambil alih ketenanngan beragama yang sudah lama terjadi di Prancis.

Tidak lupa, Macron juga pernah menyebut Islam sebagai agama dalam krisis di seluruh dunia.

Karena dua hal tersebut, beberapa kemarahan negara Arab muncul terhadap apa yang dilakukan oleh Presiden Prancis ini.

Baca Juga: Ini Sejumlah Nama Pahlawan Nasional di Mata Uang Rupiah Kertas, Lengkap dengan Biografi Singkatnya

Tagar seperti #BoycottFrenchProducts dalam bahasa Inggris dan #KecualiPesanTuhan dalam bahasa Arab menjadi trending topic di beberapa negara Islam.

Trending tersebut terjadi di negara Kuwait, Qatar, Palestina, Mesir, Algeria, Jordan, Arab Saudi, dan juga Turki.

Di Kuwait sebagai contoh, Ketua dan Anggota dari Al Naeem Cooperative Society memutuskan untuk melakukan boikot terhadap seluruh produk Prancis.

Baca Juga: 5 Youtuber Perempuan Indonesia dengan Jumlah Subscriber Terbanyak Oktober 2020, Ricis Jawaranya

Mereka mengeluarkan produk-produk tersebut dari toko yang masih beroperasi.

Asosiasi The Dahiyat al-Thuhr melakukan hal yang sama.

"Berdasarkan posisi dari Presiden Prancis, Emmanuel Macron dan dukungannya terhadap kartun ofensif yang melakukan penghinaan terhadap Nabi Besar kami (Nabi Muhammad SAW).

"Kami memutuskan untuk menghilangkan seluruh produk Prancis dari pasar dan cabang sampai waktu yang tidak ditentukan," jelas pernyataan lembaga tersebut.

Baca Juga: Jusuf Kalla Beberkan Rahasia Perbedaan antara Jokowi dan SBY

Di Qatar, perusahaan barang bernama Al Meera memutuskan untuk berhenti menjual produk-produk Prancis sementara waktu.

"Kami menyetujui sebagai perusahaan nasional, kami bekerja sesuai dengan pandangan yang nyata terhadap agama kami, dan kebijakan yang sudah didirikan.

"Ini adalah cara kami untuk melayani negara dan keyakinan kami demi memenuhi aspirasi para pelanggan," tutur perusahaan Al Meera.

Baca Juga: Durasi Siaran Langsung Alami Peningkatan, Pengguna Instagram Bisa Live Hingga 4 Jam Sekarang!

Sementara di Palestina sekitar 200 orang melakukan aksi protes kepada Presiden Emmanuel Macron di luar kediaman duta besar Perancis untuk Israel pada Sabtu 24 Oktober 2020.

Salah satu demonstran, Amin Bukhari, menuduh Macron memainkan permainan "ekstrem kanan".

"Nabi Muhammad adalah hal yang paling suci dalam Islam dan siapa pun yang menyerang kehormatannya, menyerang semua orang," katanya kepada orang banyak, seperti dikutip dari The New Arab.

Baca Juga: Dibuka Awal November 2020, Ini Link Pendaftaran BLT BPUM Rp2,4 Juta Tahap 2 Bagi UMKM di Batang

"Kita harus menghormati Musa di antara orang-orang Yahudi, kita harus menghormati Yesus Kristus yang adalah nabi kita juga, dan kita harus menghormati Nabi Muhammad SAW," sambungnya.***( Lusi Nafisa/ZonaJakarta)

Editor: Henoh Prastowo

Sumber: Zona Jakarta


Tags

Artikel Pilihan

Terkini