5 Fakta Piring Penyelamat Lingkungan Yang Memukau Para Pesohor

- 27 Agustus 2021, 21:35 WIB
Dalam mengerjakan piring pelepah pinang ini, setiap desa memiliki rumah produksi. Lima belas orang dari tiap desa memproduksi piring secara swadaya. / FOTO: KKI WARSI
Dalam mengerjakan piring pelepah pinang ini, setiap desa memiliki rumah produksi. Lima belas orang dari tiap desa memproduksi piring secara swadaya. / FOTO: KKI WARSI /

4. Corak cantik yang menarik

Piring yang dipasarkan kini tersedia dalam berbagai ukuran dan bentuk.

Ada yang persegi panjang, ada juga yang bundar dalam diameter berbeda-beda.

Dari segi warna, piring tersebut terbagi menjadi 3 grade, yaitu A, B, dan C.

Grade A adalah piring nyaris tanpa corak atau polos, grade B adalah piring setengah bermotif, dan grade C adalah piring dengan banyak motif. 

“Secara kualitas tidak ada perbedaan sama sekali di antara 3 grade tersebut. Warna dan coraknya benar-benar tergantung pada pelepah pinang yang kita dapatkan. Rata-rata konsumen menyukai piring yang bermotif seperti serat kayu alami. Harga piring yang bermotif dikenai harga sedikit lebih mahal, karena tampilannya lebih bagus. Tapi, selisihnya hanya Rp 500, kok,” kata Ayu, menjelaskan. 

Elly Husin, traveler dan jurnalis yang menyukai produk-produk lokal, beberapa kali menggunakan piring tersebut ketika menghadiri sebuah acara seminar di hotel.

“Piring ini jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan plastik atau styrofoam. Aku suka sekali dengan warnanya yang cantik. Corak piring yang tidak seragam, ada yang sedikit hitam kecokelatan, sangat menarik. Sempat terpikir untuk membawa pulang,” katanya, sambil tertawa. 

5. Solusi ekonomi dan lingkungan

Dalam mengerjakan piring pelepah pinang ini, setiap desa memiliki rumah produksi.

Halaman:

Editor: Rama Prasetyo Winoto

Sumber: Lensa Banyumas


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah