Ia menjelaskan, fungsi hutan tersebut mirip dengan hutan alam dan tersambung dengan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).
Dengan begitu, pengelolaannya bernilai konservasi.
“Inilah yang membuat kami terus berupaya mencari peluang ekonomi baru bagi masyarakat Suko Pangkat, agar tekanan terhadap hutan berkurang. Hingga kemudian muncul gagasan untuk membuat selai Kerben. Selai Kerben dan hutan yang dikelola dengan baik, akan memberikan kehidupan yang lebih baik untuk masyarakat Suko Pangkat dan sekitarnya,” terangnya.
Menyambut Hari Pangan Sedunia yang dirayakan setiap 16 Oktober, yuk, simak fakta tentang Kerben yang tampilannya sangat menarik ini.
1. Tumbuh liar di kawasan pegunungan
Tak perlu perawatan khusus, tanaman Kerben tumbuh secara liar di kawasan pegunungan, tepatnya di ketinggian lebih dari 1300 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Reni menyebutkan, sebenarnya Kerben tak hanya bisa didapatkan di Jambi.
Di Lembang, Bandung, pun ada, dan biasanya dipasarkan bersama dengan stroberi.
Tanamannya berupa perdu dengan banyak duri di bagian batangnya, berbeda dari tanaman stroberi yang tidak memiliki batang kokoh.