Ini pun melewati masa percobaan dahulu, sebelum dapat menghasilkan selai yang enak sekaligus menarik dipandang.
Reni bercerita, awalnya selai dibuat dengan menghancurkan Kerben dan mencampurkan gula.
Tapi, selaput putih di bagian tengah buah ternyata membuat selai jadi tidak cantik.
Mencoba memperbaiki penampilannya, bagian tengah buah diambil dahulu, sebelum diolah.
Selanjutnya, mereka melakukan uji organoleptik (uji rasa dan uji aroma) dengan sejumlah warga.
Ketika sudah mendapatkan komposisi yang tepat, pengukuran dan cara pembuatan itu dijadikan patokan produksi.
Meski tanpa pengawet kimia sama sekali, jika dikemas dengan wadah kedap udara, selai Kerben bisa disimpan selama dua minggu.
Dengan syarat, kemasannya tidak dibuka, sehingga tidak terkontaminasi oleh bakteri.
“Kami hanya menggunakan tambahan gula, garam, dan perasan lemon sebagai penguat rasa. Bahan-bahan ini juga berperan sebagai pengawet alami,” kata Reni.
4. Buah yang serba guna