Pemberantasan Korupsi di Inggris Butuh Waktu 150 Tahun Dengan 4 Cara

- 27 Februari 2021, 17:29 WIB
Parlemen Inggris di Westminster Palace. / Alvesgaspar/ Wikimedia Commons
Parlemen Inggris di Westminster Palace. / Alvesgaspar/ Wikimedia Commons /

Gaji hakim senior dinaikkan 500 persen menjadi seribu poundsterling per tahun atau setara Rp. 3,3 miliar.

Setelah dinaikkan, pemerintah melarangnya menerima penghasilan tambahan, keuntungan, atau hadiah lain secara langsung maupun lewat staf mereka. Hal ini untuk mencegah malpraktik hukum dan meringankan ongkos penggugat.

“Ada juga revolusi mental. Ini harus,” tegas Peter Carey. 

Revolusi mental di Inggris pada abad 18 didasarkan atas dua perkembangan baru, yaitu pengaruh Protestan dan filsafat utilitarianisme atau kebahagian terbesar dari sebanyak mungkin orang.

Peter mencatat bahwa kepercayaan atas Injil memicu sebuah moralitas di tengah pemerintahan. Hal itu didasarkan atas kejujuran, integritas, dan tradisi patriarkal, yang membuahkan semacam kebanggaan nasional dalam melaksanakan tugas politik dengan jujur dan saksama.

Sementara utilitarianisme dipopulerkan filsuf sosio-ekonomi Inggris dan ahli hukum, Jeremy Bentham dan adiknya, Samuel Bentham, insinyur militer dan arsitek kapal perang.

Doktrin ini dititikberatkan kepada unsur sifat hemat, efisiensi, kebersahajaan, dan integritas di bidang pemerintahan, terutama di bidang keuangan negara dan militer.

"Cara keempat tersebut menjadi faktor terpenting memberantas korupsi dalam sistem belanja negara. Revolusi mental dalam hal perubahan fundamental pemikiran umum dan budaya politik adalah keharusan," imbuhnya.***

Halaman:

Editor: Rama Prasetyo Winoto

Sumber: Historia.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini