Network
LENSA BANYUMAS - Munculnya kasus penimbunan obat dan kelangkaan obat-obatan terkait Covid 19 belakangan banyak digunjingkan masyarakat, ditambah lagi dengan harganya yang meroket.
Untuk mengantisipasi agar anda tidak menjadi korban lonjakan harga dari para oknum penjual obat, berikut ini perlu dicatat Harta Eceran Tertinggi atau HET obat Covid-19.
HET ini mendasari Keputusan Menteri Kesehatan No.HK.01.07/MENKES/4826/2021 tentang harga eceran tertinggi obat dalam masa pandemi Covid 19. Berikut daftarnya untuk dijadikan patokan:
Baca Juga: Pemerintah Antisipasi Penimbunan Obat, PPKM Darurat Atur Mobilitas Masyarakat
- Favipiravir 200 mg (tablet) Rp22.500 per tablet
- Remdesivir 100 mg (injeksi) Rp510.000 per vial
- Oseltamivir 75 mg (kapsul) Rp26.000 per kapsul
- Intravenous Immunoglobulin 5 persen 50 ml (infus) Rp3.262.300 per vial
- Intravenous Immunoglobulin 10 persen 25 ml (infus) Rp2.965.000 per vial
- Intravenous Immunoglobulin 10 persen 50 ml (infus) Rp6.174.900 per vial
- Ivermectin 12 mk (tablet) Rp7.500 per tablet
- Tozilizumab 400 mg/20 ml (infus) Rp5.710.600 per vial
- Tozilizumab 80 mg/4 ml (infus) Rp1.162.200 per vial
- Azithromycin 500 mg (tablet) Rp1.700 per tablet
- Azithromycin 500 mg (infus) Rp95.400 per vial
Untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan harga diluar HET, sejumlah Pemkab bahkan memperingatkan apotik untuk tidak menyalahi ketentuan.
Seperti Pemkab Grobogan Jawa tengah, melalui Bupati Sri Sumarni yang bakal memberikan sanksi tegas untuk apotik yang diketahui menjual obat - obatan Covid diluar HET selama masa PPKM Mikro Darurat ini.***
